REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peretas Sony Pictures melakukan ancaman terkait penayangan film bertajuk the Interview. Para peretas bahkan memperingatkan publik untuk menjauh dari bioskop yang menayangkan film itu.
Akibatnya, perusahaan bioskop besar di Amerika Serikat (AS) menolak untuk melakukan pemutaran film tentang pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tersebut.
Sony Pictures pun memutuskan untuk membatalkan peluncuran the Interview di AS yang dijadwalkan akan tayang bertepatan dengan hari raya Natal mendatang, 25 Desember. Sebelumnya, penayangan di New York juga sempat dibatalkan.
"Mayoritas dari rekanan kami memilih untuk tidak menayangkan film the Interview, maka kami memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana pemutaran film pada 25 Desember mendatang," jelas perwakilan Sony Pictures seperti dilansir BBC.
Sony Pictures menyatakan, mengerti alasan dari para rekan bisnisnya menolak untuk menayangkan film the Interview. Bahkan, perusahaan tak menampik bahwa penting bagi perusahaan bioskop tersebut untuk menjaga keamanan para pegawainya serta para pengunjung yang datang.
Tapi, Sony Pictures juga merasa kecewa dengan usaha memalukan dari peretas untuk menggagalkan penayangan film ini. Karenanya, perusahaan menyatakan tetap berada di pihak para pembuat film.
Karena para pembuat film memiliki kebebasan untuk berekspresi melalui karyanya. The Interview bercerita tentang rencana palsu untuk membunuh pimpinan Korea Utara, Kim Jong-un.