REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad hingga saat ini produk dan jasa keuangan baru menjangkau masyarakat menengah atas. Sementara masyarakat golongan menengah ke bawah masih belum banyak memanfaatkan jasa keuangan.
Hasil survei OJK juga menunjukkan semakin rendah strata sosial masyarakat maka semakin rendah pula tingkat literasinya. "Masyarakat dengan strata sosial terbawah memiliki Indeks Literasi Keuangan yang paling rendah, yaitu 28,4 persen sementara kelompok masyarakat teratas memiliki indeks literasi 51,6 persen," kata Muliaman melalui rilis kepada media, Kamis (18/12).
Saat ini menurut dia, baru 21,84 persen atau seperlima penduduk Indonesia masuk kategori well literate berdasarkan survei nasional literasi keuangan yang dilakukan OJK pada 2013. Sementara baru 59,74 persen penduduk Indonesia yang telah menggunakan produk dan jasa keuangan.
Penggunaan produk dan jasa keuangan masyarakat tertinggi adalah di sektor perbankan, yakni 57,28 persen, diikuti asuransi 11,81 persen dan pembiayaan 6,33 persen. sementara Pegadaian 5,04 persen, dana pensiun 1,53 persen, dan pasar modal 0,11 persen.