REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga mengimbau kedua belah pihak yang bertikai di internal Partai Golkar untuk segera bersatu dengan melalukan rekonsiliasi. Sebab, bila perseteruan antara DPP hasil Munas Jakarta dengan DPP hasil Munas Bali terus berkelanjutan, Andi khawatir elektabilitas partai berlambang pohon beringin ini akan semakin merosot.
Saat ini elektabilitas Partai Golkar yang baru saja dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) berkisar di angka 8,4 persen. Angka merupakan pencapaian terburuk Golkar, karena selama 50 puluh tahun berkiprah di kancah perpolitikan tanah air, Golkar selalu punya elektabilitas di atas 10 persen.
“Seharusnya fakta-fakta tersebut bisa membuka akal sehat kedua belah pihak bahwa semakin berlarutnya dualisme kepengurusan DPP Golkar, justru akan merugikan Partai, merugikan kedua belah pihak,” kata Andi, Jumat (19/12).
Andi mengatakan sejak semula, poros muda telah menduga perpecahan di Partai Golkar ini akan berakibat kepada terjunnya tingkat elektabilitas partai. Hal ini kata mantan ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar ini akan mengancam keikutsertaan partai di dalam pelaksanaan Pemilu 2019 nanti. Bila tak kunjung selesai, Andi menyebut tidak mustahil Golkar hanya akan menjadi partai papan tengah.
“Jika Golkar tidak segera rekonsiliasi, maka akan merosot dibawah 10 persen dan hanya menjadi partai papan tengah saja di pemilu 2019 mendatang,” ujar Andi.