REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Setiap pembahasan atau rencana mengenai kemungkinan pasokan senjata ke Ukraina akan mengusik kemajuan penyelesaian damai di Ukraina. Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexei Meshkov pada Jumat (19/12).
"Masyarakat internasional tak boleh makin mengganggu situasi di Ukraina, tapi harus mengupayakan penyelesaian damai, pembaruan konstitusional serta dialog antara Kiev" dan gerilyawan di Ukraina Timur, kata Meshkov.
Presiden AS Barack Obama pada Kamis (18/12) menandatangani Akta Dukungan Kebebasan Ukraina dengan tujuan pengetatan sanksi atas rusia, tapi mengesampingkan sanksi terhadap Rusia berdasarkan peraturan saat ini.
Peraturan tersebut juga mengizinkan Obama menyediakan bantuan militer dengan nilai 350 juta dolar AS buat Ukraina, dengan senjata anti-tank dan anti-kendaraan lapis baja terdapat di dalam daftar.
Sementara itu, Frant Klintsevich, Wakil Ketua Komite Pertahanan di Duma Negara, atau Majelis Rendah Parlemen, mengatakan jaminan mengenai tak ada sanksi baru oleh Obama tidak mengubah "sifat agresif" di Akta Kebebasan Ukraina, demikian laporan Xinhua.
"Obama telah melintasi Rubicon ... Namun, mereka tak bisa menghancurkan Rusia. Kami akan terus mempertahankan kepentingan kami," kata Klintsevic, sebagai dikutip kantor berita Interfax.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov memberitahu Menlu AS John Kerry dalam percakapan telepon pada Kamis bahwa "kegiatan gabungan normal akan rusak untuk waktu cukup lama" akibat Akta Dukungan Kebebasan Ukraina.