Ahad 21 Dec 2014 16:02 WIB

Jika Ingin Islah Kubu Agung Harusnya Bisa Berkompromi

Rep: c01/ Red: Joko Sadewo
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Agung Laksono (tengah) bersama Priyo Budi Santoso (kiri) dan Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) mengangkat tangan bersama usai penghitungan suara pemilihan ketua umum pada Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Ancol,
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Agung Laksono (tengah) bersama Priyo Budi Santoso (kiri) dan Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) mengangkat tangan bersama usai penghitungan suara pemilihan ketua umum pada Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Ancol,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kubu Agung Laksono mengajukan sejumlah syarat yang bersifat mutlak jika ingin terjadi Islah. Pengamat Politik Emrus Sihombing menilai ketika syarat tersebut merupakan harga mati maka islah akan sulit terjadi.

"Ketika diajukan sebagai syarat, apalagi syarat itu harga mati, justru menghambat islah bagi kedua kubu ini," terang Emrus pada Republika Online (ROL), Ahad (21/12). Emrus menjelaskan ketika konflik politik terjadi, maka akan terjadi kompromi berpolitik. Saat kompromi ini dilakukan, bisa saja tak semua hal yang dituntut oleh kedua belah kubu dapat terpenuhi seluruhniya.

Emrus mengatakan sebaiknya Agung mengungkapkan saja keuntungan jika Golkar memenuhi syarat islah yang diajukan. Bukan menekankan bahwa syarat islahnya mutlak harus dipenuhi.

Sebagai contoh, salah satu syarat islah kubu Agung adalah Golkar memberi dukungan pada pemerintah. Pada poin ini, kubu Agung harus bisa membangun sebuah argumentasi yang menunjukkan hal-hal positif jika Golkar mendukung pemerintah. "Artinya, yang menjadi fokus dan orientasi (dalam dialog kedua partai) adalah keuntungan bagi masa depan Golkar. Jangan keuntungan bagi ARB (Aburizal Bakrie) dan keuntungan bagi Agung Laksono," kata Emrus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement