Senin 22 Dec 2014 11:00 WIB

Belum Ada Petugas, Angkot Bebas Ngetem di Stasiun Tanah Abang

Rep: C62/ Red: Erdy Nasrul
Sebuah angkot jurusan Kampung Melayu - Karet menurunkan penumpang di sembarangan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (23/6).
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Sebuah angkot jurusan Kampung Melayu - Karet menurunkan penumpang di sembarangan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA-Kemacetan di kawasan TN Abang sampai sekarang belum terurai. Meski Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakannya dengan berbagai cara. Banyak faktor penyebab kemacetan terjadi di pusat grosir terbesar si Asia Tenggara itu. ‎Mulai dari parkir liar, pedagang kaki lima, sampai antrian angkutan umum yang menunggu penumpang.

‎Pantauan Republika, salah satu terjadinya kemacetan di kawasan itu disebabkan banyaknya penumpukan kendaraan umum yang ngetem di pintu keluar Stasiun TN Abang.  Penumpukan kendaraan umum jurusan TN Abang Kota dengan nomor trayek 08 ini hampir setiap waktu terjadi‎. Meski demikian belum ada petugas yang menertibkan penumpukan kendaraan tersebut.

Meski waktu masih menunjukan pukul 06.55 penumpukan kendaraan di depan pintu Stasiun TN Abang itu sudah terjadi. Kondisi kemacetan ini akan semakin parah ketika aktivitas jual beli di tempat itu terjadi pada siang dan sore hari. Selain angkutan nomor M 08 sebagai biang kemacetan di Stasiun TN Abang, Bajaj yang ngetem ini juga ikut menjadi pendukung utama kemacetan di tempat itu.

Bajaj berbahan bakar gas (BBG) ini juga membentuk antrian panjang di sisi timur ‎ST Tanah Abang, tepatnya di depan antrian angkutan umum M 08. Sukendar karyawan swasta yang sudah 10 tahun melewati TN Abang menuju kantornya di Thamrin mengaku sudah terbiasa melihat kondisi Stasiun TN Abang yang smeraut. Dia mengaku heran meski banyak petugas,  baik dari kepolisian dan dishub antrian kendaraan itu tidak pernah ditertibkan. "Sering saya lihat mereka (petugas) lewat-lewat aja," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement