REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Lima anggota kelompok gerilyawan mematikan Mesir, Ansar Beit al-Maqdis pada Ahad (22/12) waktu setempat, tewas dalam bentrokan dengan polisi, kata kementerian dalam negeri.
Para pejuang jihad, yang telah bersumpah setia pada kelompok garis keras Negara Islam (IS) itu, melepaskan tembakan setelah pasukan keamanan menyerbu satu peternakan di mana para militan bersembunyi dan menyiapkan bom, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. "Satu baku tembak kemudian terjadi, menyebabkan kematian lima anggota sel teroris sementara polisi terluka," tambahnya.
Pertanian itu terletak di Provinsi Delta Nil Sharqiya, sebelah timur laut Kairo. Sebuah bom mobil ditemukan di tempat kejadian itu diledakkan dengan remote control, kata pernyataan. Polisi juga menyita sabuk bunuh diri, senjata dan amunisi.
Tiga militan tewas dalam serangan itu diidentifikasi sebagai Abdel Fattah Ayed Marzouk Salman, Hamdeen Salman Saad dan Mouaz Ibrahim Abdel Rahman - yang adalah putra pemimpin Ansar al-Maqdis Beit Ibrahim Abdel Rahman yang saat ini sedang dalam penjara.
Ansar Beit al-Maqdis (Partisan Jerusalem) telah mengklaim serangan bom bunuh diri 24 Oktober yang menewaskan 30 tentara di Sinai Utara, serangan berani yang memicu keadaan darurat.
Para gerilyawan mengatakan serangan mereka untuk membalas tindakan keras pemerintah menargetkan pendukung presiden terguling dari kubu Islam Mohamed Moursi yang telah meninggalkan sedikitnya 1.400 orang tewas.
Kelompok tersebut telah berjanji setia kepada kelompok Negara Islam (IS) yang menguasai wilayah luas yang mereka rampas di Suriah dan Irak.