REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kasus HIV/AIDS di Indonesia di Jabar tercatat masih tinggi. Pada periode Januari sampai September 2014, terhitung ada 2.186 kasus baru HIV dan 177 kasus baru AIDS di provinsi ini. Pada 2013, tercatat ada 2.799 kasus baru HIV dan 374 kasus baru AIDS.
"Untuk menghindari AIDS itu kuncinya adalah kesetiaan pada pasangan,'' ujar Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan kepada wartawan usai peringatan Hari AIDS Se-Dunia, Senin (22/12).
Menurut Heryawan, ia sangat perihatin dengan mulai banyaknya ibu rumah tangga yang terkena HIV/AIDS. Seorang ibu, yang tak berdosa tiba-tiba terkena HIV/AIDS. Salah satu penyebabnya adalah karena suami yang tak setia pada istrinya.
''Ibu tak berdosa, lalu bisa nurunin penyakit HIV/AIDS ini ke anaknya yang lahir suci juga tak berdosa. Ini terjadi, karena bapaknya tak setia,'' katanya.
Heryawan mengatakan, masalah kesetiaan pasangan ini menjadi bagian yang harus dikelola. Karena, sangat penting. Kuncinya, terutama bagi pasangan suami istri. ''Jika, saling setia, anaknya pun akan aman dari penularan penyakit,'' katanya.
Pola penularan HIV/AIDS, kata dia, didominasi oleh pengguna narkoba suntik (penasun) sebanyak 67 persen. Namun dalam lima tahun terakhir, penularan didominasi oleh heterosex sebesar 64 persen.
Hal tersebut, dinilai lebih berbahaya, karena perempuan yang terinfeksi atau pun ibu yang ditularkan virus HIV/AIDS oleh suaminya, berpotensi untuk mewariskan virus berbahaya tersebut pada anak yang dikandung sang ibu. Karena itu lah, kesetiaan antara pasangan berperan strategis dalam mencegah penyebaran virus HIV/AIDS.
Dikatakan Heryawan, Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tangga 22 Desember ini dapat menjadi momentum, untuk meningkatkan kesadaran bersama akan bahaya penyakit yang ditularkan melalui pergaulan bebas ini. Upaya pencegahan HIV/AIDS, cakupannya harus lebih ditingkatkan lagi. Agar, dapat mengendalikan dan memutuskan rantai penularan HIV/AIDS di masyarakat.
Beberapa aksi yang dapat dilakukan, kata dia, di antaranya pencegahan penularan melalui transmisi seksual, alat suntik, pekerja migran, wanita pekerja seks (WPS), warga binaan permasyarakatan dan tahanan. ''Memberikan pendidikan agama, moral dan kesehatan kepada masyarakat harus terus dilakukan,'' katanya.