REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendahara Umum Partai Golkar versi Munas Bali Bambang Soesatyo mengatakan bahwa adanya upaya dari pihak tertentu yang mencoba menakut-nakuti Partai Golkar melalui lembaga survei. Bambang menyebut adanya lembaga survei yang mengarahkan penyelesaian konflik Partai Golkar melalui islah.
"Ada lembaga survei bilang, kalau penyelesaian pertikaian Golkar tidak melalui islah, maka Golkar akan terpuruk dan terancam menjadi partai gurem. Kami tidak mau menuduh survei itu pesanan atau bukan. Tapi saya curiga kok survei itu lebih menekankan pada islah," kata Bambang melalui siaran persnya, Senin (22/12).
Bambang justru balik mempertanyakan kenapa tidak ada upaya untuk mendorong penyelesaian melalui pengadilan. Sebab ia yakin di pengadilan, pihaknya dari pengurus DPP kubu Abirizal Bakrie yakin akan dapat menang. Bambang yakin, hasil Munas Bali lah kepengurusan yang akan dimenangkan pengadilan karena dihadiri seluruh DPD Golkar seluruh Indonesia.
"Kami tidak mau menuduh survei itu pesanan atau bukan. Tapi saya curiga kok survei itu lebih menekankan pada islah. Bukan kepada penyelesaian hukum di pengadilan, biar terbuka semua. Mana Munas yang memenuhi aturan dan mendapat dukungan DPD I dan DPD II se-Indonesia. Mana munas yang seada-adanya," ucap Bambang.
Bambang menghimbau agar kader-kader tidak terpengaruh dengan hasil survei yang menyebutkan elektabilitas Golkar turun. Baginya kepercayaan publik kepada partai beringin akan dapat dipulihkan menjelang Pemilu 2019 nanti.
"Kalau ada yang bilang Golkar bakal karam kalau tidak segera islah, menurut saya itu hanya upaya menakut-nakuti saja. Mengingat pemilu masih lima tahun lagi. Orang Betawi bilang, Belanda masih jauh."