REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Jakarta, Agung Laksono menyatakan rapat pleno yang digelar pihaknya sudah membekali lima orang juru runding terkait hal-hal yang dapat dinegosiasikan dengan kubu Aburizal Bakrie.
"Kami tadi rapat pleno internal. Rapat memberikan masukan bagi juru runding, sehingga juru runding sebelum bertugas melakukan rapat pleno dulu, ada yang boleh dibicarakan (dinegosiasikan), ada yang harga mati," ujar Agung Laksono di DPP Partai Golkar, Senin (23/12).
Menurut Agung, rapat pleno juga mengukuhkan susunan pengurus Golkar hasil Munas Jakarta, yang ditetapkan dari tingkat pusat hingga pembagian koordinator wilayah.
"Hampir mirip kepengurusan saat Golkar dipimpin Akbar Tandjung, di mana ada korwil, dan dipadu dengan kepengurusan sekarang. Pengurus memiliki tugas fungsional dan teritorial," katanya.
Agung meminta seluruh pengurus melakukan sosialisasi hasil Munas Jakarta kepada kader daerah, agar mereka mengetahui bahwa Munas Jakarta digelar untuk membentuk partai demokratis.
Agung meyakini perselisihan di internal Golkar akan segera selesai. Menurut dia negara yang bermusuhan sejak dulu pun bisa berdamai, apalagi Golkar.
"Kami coba dulu (berunding). Kami tidak mau terjebak dalam pesimisme," katanya.
Sejauh ini pengurus Partai Golkar dari kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie (Ical) menyatakan telah mempersiapkan masing-masing lima juru runding untuk menyelesaikan perselisihan internal dan mencapai kesepakatan islah.
Menurut politisi Golkar yang merupakan loyalis Ical, Theo L. Sambuaga, juru runding dari pihaknya diketuai Sharif Cicip Sutardjo, dengan wakil ketua MS Hidayat dan anggotanya Theo L. Sambuaga, Fredi Latumahina dan Aziz Syamsuddin. Sementara juru runding dari kubu Agung Laksono yaitu Andi Matalata, Priyo Budi Santoso, Ibnu Munzir, Agun Gunandjar Sudarsa, dan Yorrys Raweyai.
Kedua juru runding dikabarkan akan melakukan dialog pada Selasa (23/12) petang di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.