Selasa 23 Dec 2014 16:11 WIB

Duh, Tanah Jakarta Terus Turun, Ini Penyebabnya

Rep: C81/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja dari Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur memperbaiiki jalan yang amblas di Jalan Cipinang Cempedak IV, Jakarta Timur, Senin (16/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pekerja dari Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur memperbaiiki jalan yang amblas di Jalan Cipinang Cempedak IV, Jakarta Timur, Senin (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM, Surono mengatakan bahwa tanah Jakarta memang setiap tahunnya terus menurun. Hal tersebut memang merupakan bahaya jangka panjang yang akan dihadapi setiap kota besar seperti DKI Jakarta.

Surono mengatakan, penyebab utama dari turunnya tanah Jakarta adalah pengambilan air tanah yang begitu berlebihan. Sehingga kekuatan tanah semakin menurun setiap harinya. 

Selain itu, Surono juga mengatakan bahwa pembangunan gedung-gedung tinggi yang berpusat di Jakarta sangat menjadi faktor penting penurunan tanah di Jakarta ini. Menurutya, beban yang ditopang oleh tanah Jakarta karena Gedung-gedung ini terlalu  berat.

“Untuk sekarang memang tidak bisa ditanggulangi, dan memang sulit untuk dicegah. Tetapi paling tidak kita semua bisa menguranginnya,” kata Surono kepada Republika, Rabu (23/12).

Beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh warga Jakarta untuk megurangi dampak penurunan ini degan cara mengontrol penggunaan air tanah oleh masyarakat. Tapi langkah ini sangat sulit karena belum ada solusi untuk air yang jadi kebutuhan utama manusia ini.

Selain itu, pengembang juga diupayakan agar memerhatikan daya dukung tanah saat membangun sebuah gedung. Jangan sampai, pembangunan gedung melebihi kekuatan yang bisa di dukung oleh tanah Jakarta.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement