Selasa 23 Dec 2014 17:50 WIB

Empat Tanggul Sungai di Karawang Rawan Jebol

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tanggul jebol (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Tanggul jebol (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Jawa Barat mewaspadai empat titik tanggul yang rawan jebol di dua sungai, yakni di Sungai Citarum dan Sungai Cilamaya. Wilayah dekat kedua aliran sungai tersebut berpotensi terancam banjir.

Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang Rokhuyun A Santosa mengatakan, hujan yang mengguyur wilayahnya mulai ada peningkatan. Namun, seiring dengan kondisi tersebut, ada ancaman berbahaya yang sedang mengintai warga. Yakni, ancaman banjir akibat tanggul sungai yang kritis.

"Tanggul sungai yang rawan jebol itu harus segera diperbaiki," ujarnya, kepada Republika, Selasa (23/12).

Pihaknya telah melakukan serangkaian antisipasi dini. Yaitu, dengan mengirim ratusan karung ke lokasi tanggul kritis tersebut. Dengan harapan, karung itu bisa diisi tanah atau pasir kemudian bisa menutup tanggul yang kritis.

Namun, pihaknya meyakini upaya ini tidak akan maksimal. Sebab, penanggulangan tanggul kritis itu tidak permanen. Sehingga, tanggul yang hanya ditambal dengan karung itu sewaktu-waktu bisa jebol karena tergerus arus sungai yang besar. "Kami inginnya, pihak BBWS Citarum atau PJT II Jatiluhur segera turun untuk memerbaiki tanggul kritis itu," ujarnya.

Selain mengirim karung, pihaknya juga telah menyiagakan anggota Tagana di lokasi tersebut. Serta, menyiapkan perahu karet, kalau sewaktu-waktu banjir datang maka perahu itu akan langsung digunakan untuk mengevakuasi warga.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur, Harry M Sungguh, mengaku, curah hujan yang tinggi selama sepekan ini berdampak terhadap kenaikan tinggi muka air (TMA). Saat ini, TMA Waduk Jatiuhur jadi 95,6 meter.  "Ada kenaikan sedikit, dari TMA sebelumnya yang hanya 95 meter," ujar Harry.

Meskipun TMA naik, pihaknya berupaya untuk menurunkan volume air yang digelontorkan ke wilayah hilir. Mengingat, aliran Citarum di hilir volumenya sedang meningkat, akibat sumber air setempat juga sedang tinggi.

Sehingga, kalau Citarum saat ini volumenya naik, kondisi itu bukan disebabkan gelontoran air dari Waduk Jatiluhur. Melainkan, karena dari sumber setempat. Salah satu penyumbang terbesaranya, Sungai Cibeet. Karena, arus dari Sungai Cibeet akan langsung mengalir ke Citarum tanpa ada pengaturan di setiap bendung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement