Selasa 23 Dec 2014 17:17 WIB

Penghapusan BBM Premium, DPR: Itu Jalan Masuknya Mafia Baru

Rep: C81/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengguna kendaraan bermotor antre untuk membeli premium di salah satu SPBU di Jakarta Pusat, sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, Senin (17/11).
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Pengguna kendaraan bermotor antre untuk membeli premium di salah satu SPBU di Jakarta Pusat, sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, Senin (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR Kurtubi, menganggap penghapusan premium, justru bisa menimbulkan mafia minyak yang baru. Menurutnya, Impor RON 92 atau Pertamax dalam jumlah besar, akan membuka peluang masuknya mafia baru. 

Kurtubi mengatakan, dirinya khawatir jika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan impor premium dan mengimpor pertamax sebagai gantinya. Hal itu, menurutnya akan membuat Indonesia kembali bisa dipermainkan oleh para trader minyak.  

“Kalau sekarang pemerintah memutuskan Premium tidak dijual lagi, kemudian impor pertamax, itu akan membahayakan. Itu akan menjadi celah masuk mafia untuk mengorder Pertamax,” katanya, Rabu (21/12).

Lalu bagaimana para mafia baru ini kembali hadir, ia menjelaskan kilang minyak Indonesia yang bisa memproduksi Pertamax baru ada di Cilacap. Itupun, lanjut Kurtubi, sangat jauh dari kebutuhan minyak Indonesia saat ini.

Kalau impor premium dihentikan dan kemudian diikuti penghapusan maka mau tak mau negara akan mengimpor pertamax dalam jumlah banyak. Maka disitulah para mafia kembali hadir.

Kalaupun premium benar-benar dihapuskan ia berharap pembaruan kilang-kilang Indonesia segera dilakukan. Sehingga Indonesia tak perlu melakukan impor RON 92 secara besar-besaran.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement