REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Geologi Kemeterian ESDM, Surono mengatakan bahwa tanah di Jakarta terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal tersebut merupakan bahaya jangka panjang yang akan dihadapi setiap kota besar seperti DKI Jakarta.
Surono mengatakan, penyebab utama dari turunnya tanah Jakarta adalah pengambilan air tanah yang begitu berlebihan sehingga kekuatan tanah semakin menurun setiap harinya. "Untuk sekarang memang tidak bisa ditanggulangi, dan memang sulit untuk dicegah. Tetapi paling tidak kita semua bisa menguranginnya," katanya kepada Republika, Rabu (23/12).
Ia melanjutkan, selain itu pembangunan gedung-gedung tinggi yang berpusat di Jakarta juga menjadi faktor penting penurunan tanah di Jakarta ini. Menurutya, beban yang ditopang oleh tanah Jakarta karena gedung-gedung ini terlalu berat.
"Karena gedung ini, kemudian air tanah juga tidak terkontrol, kemudian tanah Jakarta juga perlahan turun," jelasnya.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh warga Jakarta untuk megurangi dampak penurunan ini degan cara mengontrol penggunaan air tanah oleh masyarakat. "Tapi utuk saat ini kita sulit mencegah itu, karena belum ada solusi untuk air yang adi kebutuhan utama manusia ini," ujarnya.
Selain itu, pengembang juga diupayakan agar memerhatikan daya dukung tanah saat membangun sebuah gedung. Jangan sampai, pembangunan gedung melebihi kekuatan yang bisa di dukung oleh tanah Jakarta.
"Kalau untuk dampaknya memang berbahaya, tapi jangkanya masih lama, artinya efek jangka panjang. Kita belum bisa menghitung secara pasti kapan, harus diteliti lebih lajut dulu. Tapi ini memang dialami oleh semua kota-kota besar di dunia," jelasnya.