Selasa 23 Dec 2014 18:02 WIB

Josef Schuster, Yahudi Jerman Pembela Islam?

Yahudi belum tentu pendukung zionisme, tetapi mereka dipertemukan dalam satu benang merah yang sama.
Foto: Fitsnews.com
Yahudi belum tentu pendukung zionisme, tetapi mereka dipertemukan dalam satu benang merah yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dewan Yahudi Jerman baru – baru ini memiliki presiden baru. Dialah Josef Schuster. Dia berjanji akan fokus membangun pandangan positif tentang agama Yahudi.

Schuster adalah seorang dokter. Warga Jerman Selatan, Kota Wurzburg di Bavaria, ini banyak terlibat menjadi relawan menyumbangkan ambulan dan memberi pelayanan sosial. Dia juga pernah menjadi penjaga pantai yang menyelamatkan masyarakat dari terkaman ombak di laut. Sebuah kapal penyelamat bahkan dinamai Josef sebagai penghormatan atas dirinya. Pada Ahad kemarin di Frankfurt, dia terpilih menjadi presiden dewan Yahudi Jerman.

Sebenarnya dia tidak menyukai hal ini. Bagaimanapun, ketika pembicaraan menyangkut soal Yahudi Jerman, dia langsung merasakan tekanan darahnya meningkat. Yahudi di negara ini memiliki masa kelam. Schuster menyatakan tantangan terbesar pasti dimiliki masyarakat Yahudi Jerman. Di beberapa kota, sebagaimana diberitakan Islamophobiawatch.co.uk,  ada perbedaan antara kaum liberal dan ortodoks. Schuster mendukung perbedaan, bahkan akan sangat mengapresiasi hal itu, karena keniscayaan.

Alangkah baiknya jika perbedaan ini dapat sama-sama hadir dibawah naungan yang sama. Dia menyatakan Kota Frankfurt adalah contoh yang baik akan hal ini. Di Sinagog Westend, ada tempat tradisional untuk beribadah. Begitu juga ada gereja liberal dengan rabbi perempuan didalamnya.

Schuster adalah kepala komunitas ortodoks tradisional di Wurzburg. Namun demikian dia tidak menginginkan dirinya menjadi penganut Yahudi ortodoks. Baginya, penganut seperti itu adalah yang memakai penutup kepala khas Yahudi, dan berpenampilan seperti orang Yahudi yang tradisional.

Dia dilahirkan pada 1954 di Haifa, Israel. Orang tuanya ikut berperang melawan Nazi. Ketika berusia dua tahun, dia kembali ke Wurzburg. Disanalah dia bersekolah kedokteran.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement