REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung berharap persoalan dualisme kepengurusan partai dapat segera selesai karena banyak hal yang harus dilakukan partai tersebut.
"Saya berharap para tokoh Partai Golkar dapat solid sehingga Partai Golkar bisa menjadi partai besar dan meneruskan regenerasi yang baik," kata Akbar Tandjung, di sela-sela kegiatan diskusi yang diselenggarakan Kahmi di Jakarta, Selasa (23/12).
Akbar menyarankan perwakilan dari dua kepengurusan Golkar melakukan perundingan di Jakarta, untuk mencari jalan keluar bersama. Ia berharap, para tokoh Golkar dapat segera menyelesaikan persoalan guna menyelamatkan Golkar, antara lain melalui musyawarah nasional (Munas) rekonsiliasi.
Mantan ketua umum Golkar tersebut melihat ada tiga opsi penyelesaian persoalan partai Golkar yakni, melalui Mahkamah Partai, melalui pengadilan, dan melalui Munas rekonsiliasi.
"Jika melalui Mahkamah Partai tidak bisa selesai, bisa dilanjutkan melalui pengadilan. Jika di pengadilan waktunya sangat lama, sementara agenda partai sudah mendesak yakni adanya pemilihan kepala daerah secara serentak, maka bisa ditempuh Munas rekonsiliasi," katanya.
Menurut Akbar, pemerintah menjadwalkan pelaksanaan pilkada secara serentak terhadap 296 kepala daerah pada akhir 2015 atau pada 2016. Pada pemilihan kepala daerah secara serentak tersebut, kata dia, partai berlambang pohon beringin tersebut mengusung calon kepala daerah hampir di 200 daerah. "Untuk mengusung calon kepala daerah itu, Partai Golkar harus solid," katanya.
Karena itu, Akbar menyatakan dia lebih sepakat penyelesaian Golkar melalui Munas rekonsiliasi. Akbar menilai, langkah Munas rekonsiliasi ini lebih cepat menyelesaikan persoalan sekaligus menyelamatkan Golkar.