Rabu 24 Dec 2014 00:24 WIB

Aktivis Antikorupsi Dahnil Anzar Resmi Pimpin Pemuda Muhammadiyah

Rep: ahmad islamy jamil/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dahnil Anzar membacakan ikrar untuk secara berjamaah melawan korupsi.
Foto: fakhruddin
Dahnil Anzar membacakan ikrar untuk secara berjamaah melawan korupsi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menggelar prosesi serah terima jabatan oleh  Ketua Umum Periode 2010 - 2014 Saleh P Daulay kepada Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Ketua Umum periode 2014-2018. Serah terima jabatan tersebut digelar di Hotel Aryaduta, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam (23/12).

Sebelum serah terima jabatan,  dilakukan  ikrar dan pelantikan Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah. Terpilihnya Dahnil Anzar merupakan hasil keputusan Muktamar Muhammadiyah di Padang, Sumatra Barat, beberapa waktu lalu.

Usai dilantik, Dahnil yang juga aktivis antikorupsi langsung membuat gebrakan dengan membacakan ikrar untuk secara berjamaah melawan korupsi. Dahnil juga melakukan MoU dengan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan, disaksikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Zulkifli Hasan, Gubernur Banten Rano Karno, dan Hakim Konstitusi Partialis Akbar. 

Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 2014-2018 diharapkan lebih baik dibanding pengurus sebelumnya. "Saya berharap akan jauh lebih baik dari periode kami sebelumnya," ujar mantan ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay, saat menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah  2014-2018 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (23/12) malam.

Saleh yakin hal itu bisa dilakukan. Karena, menurut Saleh pengurus Pemuda Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Dahnil Anzar Simanjuntak (32 tahun) saat ini rata-rata masih berusia muda. Hal itu juga menunjukkan Pemuda Muhammadiyah tidak mengalami kekeringan kader. Namun dia mengingatkan biasanya semangat untuk mengabdi untuk kencang di awal-awal periode.

Dia berharap, agar semangat tersebut terus dijaga dan dikawal. Salah satu caranya dengan sering mengulangi ikrar yang telah diucapkan. Dia menekankan itu karena jangan sampai pengurus malah jadi beban. "Jangan sampai mengurus pengurus. Itu lebih sulit dari mengurus urusan itu sendiri," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement