REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar, Hajriyanto Y. Thohari menawarkan konsep "Jalan Ketiga" bagi Golkar. Hal itu agar Golkar lebih fokus dalam menghadapi Pemilu 2019, tanpa harus berada di dalam Koalisi Merah Putih (KMP) ataupun Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Tidak di KIH dan tidak di KMP. Selain itu tidak bergabung dengan pemerintah dalam koalisi pendukung pemerintah dan juga tidak menjadi oposisi di parlemen," kata di Jakarta, Rabu (24/12).
Hajriyanto mengatakan jalan ketiga atau "the third way" yaitu jalan PG mengikuti jalan konstitusi, yaitu mentaati saja apa yang diatur dalam UUD 1945. Menurutnya, apabila jalan itu yang diambil, Golkar lebih bebas dan leluasa untuk mengartikulasikan konsep dan pandangan politiknya.
"Golkar lebih bisa berkonsentrasi menghadapi Pemilu 2019. Golkar tidak akan mengganggu pemerintah dan pemerintah juga jangan sekali-sekali mengganggu dan merayu Golkar," ujarnya.
Ia menjelaskan posisi PG di depan pemerintah tidak perlu menjadi ganjalan dan jika kedua kubu mau mencari jalan keluar dengan sungguh-sungguh pasti akan ditemukan. Menurutnya pilihan politik Golkar bukan hanya sekadar di dalam atau di luar pemerintah, ataupun tetap di KMP atau di KIH.
Sebab hal itu terlalu miyopic atau sempit. Hajriyanto menegaskan kedua kubu harus fleksibel dalam melihat pilihan politik Golkar kedepan. "Politik tidak bisa terlalu kaku dan rigit begitu. Politik apaan kok sedikit-sedikit permanen," katanya.
Sebelumnya kedua kubu di internal Golkar melakukan pertemuan formal yang pertama pada Selasa (23/12) di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta. Kedua kubu sepakat melakukan islah dan akan mengadakan pembicaraan lanjutan pada 8 Januari 2015.
Namun terkait posisi politik Golkar ke depan belum ditemukan titik temu karena masing-masing pihak tetap pada posisinya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta Priyo Budi Santoso mengatakan partainya halal keluar dari Koalisi Merah Putih, namun masa depan posisi politik partai itu baru akan dirundingkan dengan kubu Aburizal Bakrie.
"Golkar keluar dari KMP halal dilakukan tanpa harus bermaksud (pindah) ke blok baru bernama Koalisi Indonesia Hebat (KIH)," kata Priyo di Gedung DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (23/12).
Priyo yang juga juru runding kubu Agung Laksono mengatakan dalam pertemuan tersebut, semangat diantara kedua pihak sepakat menjadi mitra pemerintah. Namun menurut dia masih ada perbedaan tetapi hal itu semakin dekat untuk diselesaikan dan akan diselesaikan pada pertemuan 8 Januari 2015.
Juru runding dari kubu ARB, Theo L Sambuaga mengakui masih ada perbedaan pandangan antara pihaknya dengan kubu Agung Laksono yang cenderung ingin berjuang sendiri atau sebagai penyeimbang. Menurut dia posisi Golkar saat ini yang masih di KMP akan didiskusikan lebih lanjut dengan kubu Agung Laksono.