REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Perancis menyatakan akan meningkatkan keamanan selama perayaan Natal. Pemerintah Perancis mengungkapkan akan mengerahkan 300 tentara tambahan untuk melakukan patroli di kawasan publik selama usim natal.
Dilansir Breitbart, Rabu (24/12), peningkatan keamanan ini dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap serangan yang datang dari para pejuang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Perancis.
Sebelumnya, telah terjadi beberapa penyerangan di Perancis yang mengatasnamakan dirinya bseorang Muslim.
Pada Sabtu lalu, seorang warga Burundi Muslim menyerang sebuah kantor polisi di Joué-les-Tours. Warga Burundi tersebut lalu menusuk seorang polisi dengan sebilah pisau sambil meneriakkan kalimat "Allahu Akbar".
Selang sehari kemudian, seorang pria yang diduga pernah mengidap penyakit mental juga berteriak menyebut "Allahu Akbar" sambil mengendarai mobilnya ke arah ke pejalan kaki di beberapa lokasi di Dijon. Senin lalu, seorang pria mengendarai mobilnya memasuki pasar Natal di Nantes kemudian menusuk dirinya sendiri dengan pisau berulang kali.
Sebelumnya, pada September lalu, ISIS mendesak umat Islam di negara-negara Barat untuk membunuh siapa saja yang menentang dan melawan koalisis ISIS. ISIS memberi instruksi untuk membunuh warga sipil ataupun anggota militer cara menabraknya dengan mobil atau truk.