REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR - Bencana tanah longsor menimpa jalan utama menuju kompleks makam Pak Harto, mantan Presiden kedua, di Astana Giribangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jateng. Meski dihadang lonsgsor ternyata tidak menyurutkan antusiasme pengunjung untuk berziarah.
Menurut juru kunci dan juga manajer makam Astana Giribangun, Sukirno, musim hujan seperti saat ini pengunjung tetap ramai. Hampir setiap hari rata-rata 500 orang datang dari pelbagai daerah. Kendati jalur utama menuju astana tertutup material longsor, pengunjung tetap berdatangan lewat jalur alternatif jalan perkampungan.
Penutupan akses jalan menuju astana, dimanafaatkan ''biro jasa'' yang memandu pengguna jalan menuju makam Pak Harto. Sejumlah pemuda mangkal di perempatan jalan. Mereka memberi informasi akses jalan ditutup, juga bersedia memandu jalur alternatif lewat jalan perkampungan. Mereka menjual jasa dan mengharap imbalan seikhlasnya.
Belakangan, peziarah tetap tambah ramai. Apalagi saat ini musim libur sekolah. Di samping keluaarga, peziarah dari kalangan pelajar juga banyak. Mereka selain ziarah, juga ingin melihat tempat makam mantan penguasa Orde Baru.
Menurut Sukirno, meski ada longsor, peziarah bisa menggunakan jalur alternatif melalui Tawangmangu. Jadi, pengunjung hendak ke makam Soeharto tetap bisa mencapainya hingga ke tempat parkir VIP.
Belasan bus pariwisata dan mobil pribadi berpelat luar kota tampak berjajar di areal parkir B. Letaknya, persis berada di bawah areal makam. Aparat kepolisian dari Polres Karanganyar juga tampak mengatur lalu-lintas.
Peziarah tetap nekat menuju makam harus berjalan kaki atau menumpang ojek. Sekira pukul 12.00 WIB jalan menuju kompleks makam terkena longsoran sudah bisa dibuka dan dilewati pengunjung.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, Aji Pratama Heru, mengatakan, longsor tebing yang menyebabkan akses Matesih-Girilayu terputus. Tidak menimbulkan korban jiwa. Rencananya, tim relawan akan meluncur ke lokasi untuk membantu membersihkan material.
''Material longsoran cukup banyak,'' kata Heru. Warga dan relawan akan dikerahkan untuk membantu membersihan jalan dari material. Namun, kegiatan pembersihan dihentikan jika cuaca hujan turun. Dimungkinkan, terjadi longsor susulan.
Sebelum jalur itu benar-benar bersih dari sisa longsor, pengendara kendaraan bermotor dilarang melintas. Petugas juga akan memasang tanda bahaya di kedua ujung jalan tersebut. Hingga kini, jalur tersebut sepi dari kendaraan. Paling hanya kendaraan roda dua yang berani melintas.