REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, sepanjang tahun 2014, sebanyak 62 tahanan kepolisian kabur atau melarikan diri dari sel tahanan, sembilan tahanan tewas bunuh diri dan satu tahanan diperkosa. Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, angka tersebut mengalami peningkatan tajam dari tahun 2013 lalu.
Ia menyebutkan, di tahun 2013, tahanan polisi yang kabur hanya 30 orang dari 14 kantor polisi. Sedangkan, tahun 2012, malah lebih banyak, yakni ada 93 tahanan kabur dari 26 sel tahanan polisi. "Kasus ini menunjukkan bahwa Polri belum mampu mengamankan sel tahanannya dan belum mampu memberi keamanan bagi tahanan yang ditahannya. Terbukti ada tahanan yang bisa diperkosa," kata Neta dalam keterangannya kepada Republika Online (ROL), Jumat (26/12).
Ia menyebutkan, 42 di antara tahanan yang kabur tersebut adalah tersangka narkoba, 12 tersangka pencurian motor (curanmor), dan delapan tersangka kasus lainnya. Modus yang digunakan, lanjut Neta, sebagian besar dengan cara menjebol eternit sel, menggergaji trali besi, menjebol tembok, dan kabur lewat pintu gerbang.
Dalam Catatan Akhir Tahun 2014 IPW terungkap, sebanyak 15 tahanan kabur dari lima Polsek, sepuluh tahanan kabur dari dua Polres, lima tahanan kabur dari sel Polda Kaltim, dan 32 kabur dari pusat rehabilitasi narkoba di Lido, Jawa Barat.
Menurut Neta, kaburnya para tahanan ini dapat menyebabkan dua permasalahan. Pertama, menjadi teror bagi masyarakat karena membuat ancaman baru bagi keamanan. Kedua, membuat biaya tinggi bagi Polri karena untuk menangkapnya kembali butuh biaya yang tidak sedikit. "Untuk itu Polri perlu membenahi sistem penjagaan tahanannya dan sekaligus membenahi sel tahanannya, terutama di Polsek-polsek. Sebab dari tahun ke tahun tahanan yang kabur dari Polsek terus meningkat," ujarnya.
Selain itu, IPW juga mencatat, ada lima tahanan yang tewas bunuh diri di empat Polsek, dua tahanan tewas di dua Polres, dua tahanan tewas di dua Polda, dan satu tahanan wanita berusia 24 tahun diperkosa dua tahanan pria di Polsek Wajo, Sulselbar. "Polri ternyata tak kunjung becus menjaga pelaku kejahatan yang sudah ditangkap dan ditahannya," ujar Neta.