Jumat 26 Dec 2014 18:08 WIB

22 Tentara Libya Tewas Paska Diserang Milisi Islam

Tentara Libya (Ilustrasi)
Tentara Libya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Milisi Islam membunuh setidaknya 22 tentara Libya Kamis setelah satu serangan mendadak menggunakan kapal-kapal cepat dalam usaha yang gagal merebut sejumlah terminal minyak utama, kata para pejabat setempat.

Pertempuran di daerah yang kaya minyak itu terjadi saat pasukan pro-pemerintah kalah dalam serangan darat melawan milisi Islam di Benghazi, di mana kelompok garis keras itu memenggal kepala enam orang dan menewaskan 14 orang lainnya, kata para pejabat militer.

Para petempur dari milisi Fajar Libya melancarkan serangan ke pelabuhan Al-Sidra dengan menembakkan roket-roket dari kapal-kapal cepat, membakar satu tangki minyak, kata sumber-sumber keamanan, kata sumber-sumber keamanan.

Tentara menghancurkan tiga dari kapal-kapal cepat itu sebelum bentrokan yang menyebabkan milisi itu akhirnya mundur.

"Kapal-kapal cepat ini menembakkan beberapa roket ke terminal-terminal minyak Ras Lanuf dan Al-Sidra dan satu dari serangan itu menghantam satu tangki minyak selatan pelabuhan Al-Sidra yang kemudian terbakar," kata Ali al-Hassi, juru bicara keamanan daerah itu seperti dilansir AFP, Jumat (26/12).

Para saksi mata mengatakan serangan itu dilancarkan malam lalu, dan asap tebal terlihat dari tangki minyak yang terbakar. Sumber-sumber militer dan medis mengatakan 18 tentara dan seorang petempur Fajar Libya tewas di Sirte, dan empat tentara lainnya dibunuh di Al-Sidra.

Sebagian besar tentara yang tewas adalah dari batalyon 136 yang bertanggung jawab bagi pengawasan satu fasilitas listrik barat Sirte, kata sumber-sumber itu.

Al-Sidra terletak di daerah lengkungan minyak yang jadi ajang pertempuran belum lama ini antara pasukan pemerintah dan Fajar Libya.

Sejak berntrokan-bentrokan senjata meletus 13 Desember, produksi minyak negara itu menurun menjadi hampir 350.000 barel per hari dibanding dengan 800.000 barel per hari sebelumnya, kata para pakar industri.

"Angkatan bersenjata, Kamis memukul mundur saat serangan di mana milisi Fajar Libya berusaha merebut terminal minya Al-Sidra," kata Hassi.

Satu sumber medis di rumah sakit Ibnu Sina di Sirte sebelumnya mengatakan bahwa fasilitas itu menerima 18 jenazah akibat pertempuran itu.

Batalyon 136 berafiliasi dengan militer, sebagian besar para petempurnya dari suku yang setia pada mantan jenderal Khalifa Haftar.

Satu sumber militer mengatakan pasukan Haftar dan tentara pro-pemerintah kehilangan posisi-posisi di Banghazi karena direbut milisi Islam dalam 24 jam belakangan ini.

"Para anggota milisi Islam merebut daerah-daerah luas Al-Lithi di Benghazi tengah bagian selatan, membakar 45 rumah warga yang punya hubungan degan Haftar dan pasukan pro-pemerintah," kata pejabat itu.

Pejabat yang menolak namanya disebutkan itu mengatakan enam orang dipancung dan 14 orang lainnya tewas dalam serangan-serangan itu.

Pasukan Haftar telah berperang bersama dengan pasukan pemerintah Perdana Menteri Abdullah al-Thani yang diakui internasional itu untuk mengusir milisi Islam dari Benghazi.

Dalam aksi kekerasan lainnya, Kamis, tiga petempur Fajar Libya tewas dalam satu serangan di Tripoli, yang milisi Islam rebut dalam musim panas setelah pertempuran seru melawan pasukan nasioalis.

Pada 16 Desember, satu pesawat milik Fajar Libya menembakkan roket-roket ke satu sektor barat Al-Sidra, dalam serangan udara pertama mereka di daerah yang kaya energi itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement