REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa ketersediaan logistik dan peralatan untuk pengungsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara, masih mencukupi termasuk menyambut tahun baru.
"Pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi terlayani dengan baik termasuk banyaknya bingkisan Natal dan tahun baru untuk pengungsi di Hari Natal," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Medan, Jumat.
Dewasa ini, jumlah pengungsi Sinabung tercatat sebanyak 2.443 jiwa dari 795 KK di tujuh titik pengungsian. Para pengungsi pun, kata dia, sudah terbiasa dengan erupsi. Kondisi itu terlihat dengan tenangnya masyarakat dengan erupsi meski sejak Rabu (24/12) hingga dewasa ini, sudah terjadi guguran 75 kali dan dua kali awan panas guguran dengan jarak terjauh 2.000 meter ke selatan dan 2.000 meter ke tenggara.
Sementara guguran lava pijar dari puncak sejauh 1.500 meter ke selatan. Pemerintah, ujar Sutopo, terus berupaya mempercepat pembangunan rumah untuk relokasi pengungsi. Hingga saat ini pembangunan 50 unit rumah untuk relokasi di kawasan Siosar sudah selesai 99 persen.
Jaringan listrik dari jalan raya menuju lokasi hunian tapak sebagian sudah terpasang. Pembangunan jalan sepanjang sembilan kilometer juga sudah hampir selesai dan termasuk rumput-rumput di halaman rumah juga sudah ditanam.
"Mudah-mudahan relokasi pengungsi berjalan sesuai target sehingga masyarakat juga semakin bisa hidup tenang," kata Sutopo.
Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho mengatakan bahwa Pemerintah menyiapkan rumah baru untuk korban erupsi Sinabung, Kabupaten Karo, Sumut, yang selama ini tinggal di radius 0-tiga kilometer dari gunung itu. Lahan seluas 250 hektare di Siosar, Kecamatan Merek, sudah dipersiapkan BNPB, jelasnya.
Jumlah kepala keluarga yang selama ini tinggall di zona merah tercatat sebanyak 381 kepala keluarga. Status Gunung Sinabung hingga pekan ini Siaga (Level III).