REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Communications Manager ANTV, Nugroho Agung Prasetyo memberikan penjelasan terkait berubahnya judul drama King Suleiman. Menurutnya, perubahan judul ini sebagai cara untuk mengembalikan drama tersebut ke judul aslinya, yakni Magnificent Century.
"Kalau diindonesiakan jadi 'Abad Kejayaan'," ujar Nugroho saat dihubungi Republika Online (ROL), Sabtu (27/12).
Nugroho menyatakan, ANTV memiliki dua alasan yang membuatnya mengganti judul drama King Suleiman ini. Pertama, ini dilakukan untuk mengembalikan drama ke judul aslinya.
Kedua, ujar Nugroho, sebagai cara untuk menghindari persepsi masyarakat terhadap drama King Suleiman. Karena, lanjutnya, belakangan ini banyak masyarakat yang merasa kecewa dengan drama yang ditayangkan ANTV ini.
Nugroho juga menjelaskan alasan mengapa pihak ANTV mengambil judul King Suleiman sebelumnya. Menurutnya, hal ini dilakukan karena ada faktor promosi. "Biar lebih eye catching saja," ujarnya.
Menurutnya, dengan judul King Suleiman diharapkan bisa memberikan daya tarik yang lebih dari para penonton televisi Indonesia. Namun, lanjutnya, karena banyaknya keluhan yang dilontarkan masyarakat, ANTV pun mengganti judul tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara mengembalikan ke judul asli dari drama tersebut.
Terkait kritikan dari masyarakat, Nugoroho mengaku ANTV akan menerima dengan lapang hati. "Kalau ada yang tidak berkenan pada suatu bagian di drama tersebut, kami akan langsung bertindak," ujarnya. Yang penting, lanjutnya, masyarakat diharapkan untuk melihat dan mengamati terlebih dahulu drama ini.
Menurutnya, sebelum mengkritik, alangkah baiknya masyarakat mengamati dengan baik drama yang disajikan ANTV ini. Nugroho juga meminta masyarakat untuk tidak melihat drama ini dari YouTube. hal ini, lanjutnya, karena drama yang ditayangkan di ANTV sudah melalui proses sensor dan layak untuk ditayangkan.
Sebelumnya, ANTV memperoleh banyak keluhan dari masyarakat karena drama King Suleiman. Menurut masyarakat, tayangan ini telah memperburuk citra tokoh Islam, khalifah Suleiman.