Sabtu 27 Dec 2014 17:50 WIB

Ini Dampak Penghapusan Premium Menurut Hiswana Migas

Rep: C82/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penghapusan bahan bakar minyak jenis Ron 88 (Premium) dinilai bakal membuka pintu liberalisasi bagi kompetitor asing. Hal tersebut disampaikan Ketua II DPP Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) M Ismeth dalam sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/12).

Ismeth mengatakan, selama ini, fungsi penyaluran yang paling ujung selain berada pada Pertamina, juga ada pada Hiswana Migas. Ron 88 yang dijual Pertamina dan Hiswana Migas, lanjutnya, merupakan alat pertahanan terhadap kompetitor.

"Apa akibatnya kalau dicabut? Artinya, produk yang kita jual sama dengan kompetitor. Head to head," kata Ismeth, Sabtu (27/12).

Ismeth mengatakan, dengan dicabutnya Ron 88, maka kompetitor asing akan semakin menjamur. Pemerintah, menurutnya, harus memperhatikan hal tersebut dan memberikan perlindungan kepada pengusaha SPBU nasional.

"Karena kemampuan kita terus terang saja berbeda. Kalau ini terjadi, inilah tanda mulainya liberalisasi. Inilah yang ditunggu-tunggu asing," ujarnya.

Ismeth pun menambahkan, selama ini, fasilitas SPBU yang terlihat mewah bukan karena margin yang besar. Namun, hal tersebut didapat dengan usaha yang ia sebut berdarah-darah.

"Karena kami peduli dengan rakyat kecil. Kami ingin menunjukan bahwa kami juga bisa bagus, bukan karena untungnya besar," kata Ismeth.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement