Ahad 28 Dec 2014 14:23 WIB

Balada Anak-Anak Pengemis Kartu KRL

Rep: c 94/ Red: Indah Wulandari
Kartu Commuter line
Foto: blogspot.com
Kartu Commuter line

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Setiap hari penumpang pengguna Kereta Computer Jabodetabek (KCJ) selalu memadati Stasiun di Jabodetabek. Padangan penumpang yang baru turun tiba-tiba teralihkan oleh wajah anak-anak berusia delapan sampai 13 tahun.

Terlihat dari kejauhan anak-anak itu berlarian ke arah kerumunan penumpang. Pastinya mereka berlari dengan harapan akan diberikan kartu oleh salah satu penumpang yang keluar.

Salah satu dari gerombolan anak lugu itu bernama Suci Rahayu (9 tahun). Biasanya Suci memperoleh kartu dari penumpang yang malas ikut antrean untuk menukarkannya di pintu loket dengan uang senilai Rp 5 ribu.

"Om tiketnya kepakai tidak om? Buat saya om. Tante tiketnya buat saya tante,"teriak Suci sambil terkadang mengenggam tangan seorang penumpang.

Suci berasal dari Kampung Panjang, Citayam, Kota Depok. Ia sengaja datang ke Stasiun Bogor untuk mencari rezeki dari setiap penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang malas mengantre untuk menukarkan kartunya dengan uang.

Sesekali, di selang waktu menunggu KRL tiba di Stasiun Bogor, anak-anak itu mengisi waktunya dengan saling menjawil atau sekedar duduk-duduk di tepi bantalan rel yang sudah tidak terpakai. Begitu mendengar ketika kereta tiba, mereka kompak berteriak.

" Yes, yes, yes, kereta datang. Yes, yes, yes, kereta datang,"sorak mereka.

Suci dan teman-teman sebayanya memasang tatapan jeli kepada para penumpang yang hendak menukarkan tiket. Jika panjang antrean mencapai 100 meter lebih, Suci menghampiri penumpang yang sedang ikut mengantre.

Terkadang bila nasibnya mujur, banyak  penumpang  langsung memberikan kartu tiket miliknya. Tak jarang, Suci diperlakukan baik oleh penumpang dengan merengkuh pundak atau sekedar mengusap kepalanya.

Ketika dihampiri Republika, Suci sedikit ketakutan. Ia menghela nafas sekuat tenaga. Dalam penuturannya, ia mengaku terpaksa menjadi pengemis kartu sebab mengingat beban biaya sekolahnya yang begitu berat.

"Kalau pagi hari aku sekolah kak. Dan, sore harinya aku ke stasiun-stasiun. Tapi lebih sering ke stasiun Bogor,"kata Suci sambil mengusap wajah dengan tangan mungilnya.

Lokasi yang menjadi tempat di mana Suci meminta kartu relatif berpindah-pindah. Terutama, kata Suci, stasiun yang banyak  penumpang turun atau penumpang yang mengantre di loket penukaran.

"Stasiun Depok banyak, tapi jarang yang pakai kartu harian kak. Rata-rata di sana pakai kartu isi ulang. Makanya saya lebih suka di Citayam atau Bogor aja. tapi aku lebih sering di Stasiun Bogor soalnya penumpangnya baik-baik,"ungkapnya.

Sore itu dengan harapan mendapat belas kasihan penumpang, Suci berhasil mendapatkan kartu dari salah satu pengunjung yang ia hampiri.

Pengunjung itu bernama Yudi Andika (28), saat ditanya Yudi mengaku sengaja memberikan kartu kepada Suci karena melihat kondisi loket penukaran sedang mengalami antrean panjang.

"Ya kasihan, daripada menghabiskan waktu mengantre hanya untuk Rp 5 ribu, lebih baik lekas pulang. Lagian loketnya penuh,"katanya, Sabtu (27/12).

Suci mengumpulkan kartu tersebut satu per satu. Seharinya enam hingga 11 kartu dapat ia kumpulkan atau mengantongi uang sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu.

Selain Suci, anak lainnya bernama Joseph (11), ia mengaku sudah mengeluti kegiatan itu menjadi rutinitas kesehariannya.

"Sudah lama kak, kebetulan rumah saya di dekat Stasiun Bogor. tapi kadang saya takut suka diusirin sama satpam,"katanya.

Setelah kartu terkumpul, Suci, Joseph bersama teman-teman sebayannya beramai-ramai menukarkan kartu di loket petugas.

Petugas yang menerima tidak membuang iba ketika anak-anak menukarkan kartu tersebut. Meskipun petugas mengetahui tiket karcis itu didapatkannya dari para penumpang KRL.

Berbeda dengan Yudi, penumpang pengguna kartu harian lainnya, Shinta Sherdiani (24) mengatakan, keberadaan anak-anak yang kerap meminta kartu membuat dirinya merasa terganggu.

"Pastinya itu juga membuat penumpang lainnya terganggu. Tetapi kalau enggak ngasih kasihan juga,"ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement