Ahad 28 Dec 2014 20:11 WIB

Tiga Warga Korsel di QZ 8501 Sudah Tiga Tahun Tinggal di Indonesia

Rep: c84/ Red: Bilal Ramadhan
  Wapres Jusuf Kalla memantau proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak di Pusat Informasi Basarnas Jakarta, Ahad (28/12). (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Wapres Jusuf Kalla memantau proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak di Pusat Informasi Basarnas Jakarta, Ahad (28/12). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL-- Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) mengonfirmasi keberadaan tiga warganya dalam pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang dalam perjalanan Surabaya-Singapura, Ahad (28/12) pagi WIB.

Tiga warga Korsel itu merupakan pasangan suami istri bernama Park Seong-beom dan Lee Kyung-hwa bersama anak mereka yang baru berusia 11 bulan, Park Yun-a. Park Seong-beom yang berusia 30 tahun merupakan seorang misionaris dari sebuah gereja di Yeosu, Provinsi Jeolla Selatan dan telah bekerja di Indonesia selama tiga tahun.

Rekan Park mengatakan kepada Yonhap News Agency mengatakan bahwa keluarga Park melakukan perjalanan ke Singapura untuk memperpanjang visa mereka dan akan kembali ke Indonesia.Media setempat mengatakan bahwa kontak dengan pesawat A320-200 penumpang hilang setelah pilot meminta pengendali penerbangan untuk merubah jalur untuk menghindari cuaca buruk di jalan pesawat.

Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa cuaca buruk memainkan peran penting atas hilangnya pesawat tersebut.Kemenlu Korsel mengatakan pihaknya akan mengadakan pertemuan darurat dan akan terus memantau perkembangan operasi pencarian pesawat tersebut.

"Pemerintah (Korsel) berencana mengirimkan tim ke Surabaya hari ini," ujar Perwakilan Luar Negeri Korsel, Lee Jeong-gwan, seperti dilansir Korea Times.

Ia menyatakan bahwa tim yang diberangkatkan ke Surabaya terdiri dari konsulat jenderal Korsel dan dua diplomat. Lee menambahkan bahwa pihaknya sedang memikirkan untu mengirimkan militernya ke wilayah tersebut untuk membantu pencarian dan sudah memiliki seorang penyidik di Indonesia untuk memeriksa mengapa pesawat menghilang.

Kedua pengiriman aset militer yang mungkin dalam bentuk sebuah pesawat pengintai maritim dan akan mengambil bagian dalam penyelidikan jika disetujui Pemerintah Indonesia.AirAsia adalah maskapai penerbangan yang berbasis di Malaysia, namun Indonesia akan bertanggung jawab untuk melakukan pencarian dan penyelidikan jika pesawat jatuh di wilayah maritimnya, terlebih hampir sebagian besar penumpang merupakan WNI.

Lee melanjutkan Pemerintah Korsel akan memberi bantuan kepada keluarga Park jika ingin berangkat ke Indonesia. Lee menambahkan mungkin diperlukan waktu yang lama untuk mengetahui insiden tersebut namun ia meminta kepada masyarakat untuk memantau setiap perkembangan terbarubaru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement