REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Basarnas F Henry Bambang Sulistyo mengatakan akan menempatkan pusat kendali taktis di Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Pencarian pesawat AirAsia ini akan dilakukan bersama sejumlah negara tetangga.
"Besok pagi kita mulai struktur pemandu kendali, pencarian yang lebih jelas dimana posko utama ada di Basarnas. Posko taktis akan ditempatkan di Pangkal Pinang," kata Henry saat memberikan keterangan pers dengan Wapres Jusuf Kalla di Kantor pusat Basarnas, Jalan Garuda Kemayoran, Jakpus
Saat ini, lanjutnya, Basarnas tengah fokus melakukan tindak awal operasi dan pencarian langsung dilakukan di titik perkiraan lokasi jatuhnya pesawat. Proses pencarian pun akan dilakukan dalam beberapa tahap.
Tahap pertama akan dilakukan pencarian dalam tujuh hari awal. Kemudian, dilanjutkan dengan evaluasi pencarian serta perpanjangan pencarian jika pesawat belum diketemukan.
"Tahap pertama adalah 7 hari kemudian kita evaluasi kita perpanjang. Sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan," tambahnya.
Henry mengatakan pemerintah telah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk melakukan pencarian pesawat. Besok, katanya, Indonesia juga akan menerima bantuan dari Malaysia, Singapura, serta Australia.
"Besok kita menerima bantuan Malaysia ada 3 vessel, kapal, 3 pesawat, dari Singapura 1 pesawat. Australia juga tawarkan," katanya. Seluruh bantuan dan pencarian ini, lanjutnya, akan dikendalikan dari posko taktis yang akan dibangun di Pangkal Pinang.
Sementara itu, Kapal Basarnas KN 224 telah berangkat menuju kepulauan Bangka Belitung dari Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setidaknya sebanyak 21 orang anggota tim Basarnas turut dalam pencarian ini.
Kapal ini juga membawa berbagai peralatan seperti alat selam, marine detector, direction finder, serta remote operation vehicle (ROV).
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 mengalami hilang kontak dengan menara ATC. Pesawat berjenis Airbus A320-200 ini membawa 162 penumpang dengan rute Surabaya-Singapura.
Sebanyak 156 diantaranya merupakan WNI, 3 warga negara Korea Selatan, satu warga negara Prancis, satu warga negara Malaysia, dan satu warga Singapura.