REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V DPR meminta Basarnas untuk bergerak cepat menemukan pesawat Air Asia yang hilang kontak sejak Ahad (28/12) pagi di sekitar Tanjung Pandan dan Pontianak. DPR mengaku prihatin dan berduka mendalam atas peristiwa yang terjadi pada pesawat jurusan Surabaya-Singapura itu.
“Kami berharap Basarnas bisa bekerja cepat, tepat, efektif, dan efisien untuk mengurangi jatuhnya korban sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Penerbangan dan UU SAR,” kata Yudi Widiana Adia, Wakil Ketua Komisi V DPR, Ahad (28/2).
Yudi pun meminta pemerintah untuk transparan memberikan penjelasan mengenai musibah ini agar tidak membingungkan keluarga korban. Sampai saat ini, pemerintah hanya memberikan penjelasan bahwa pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 itu hilang kontak sejak pukul 06.17 WIB.
Keluarga penumpang AirAsia yang hilang ini, kata Yudi, harus mendapatkan informasi yang jelas. Mereka juga harus mendapatkan pelayanan yang baik.
Yudi mengingatkan pemerintah dan maskapai penerbangan untuk tidak mengabaikan keselamatan penerbangan, terlebih dalam kondisi cuaca buruk yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia pekan ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis data awan dan cuaca di jalur pesawat AirAsia itu di detik-detik hilang kontak sekitar pukul 06.00 WIB. BMKG stasiun Juanda merilis sepanjang rute penerbangan, kondisi cuaca berawan yang cukup tebal.
Hal ini diperkuat dengan permintaan pilot kepada ATC sesat sebelum pesawat hilang kontak yang meminta izin untuk bergeser ke ke kiri dan menaikan penerbangan ke ketinggian 38 ribu kaki.