Senin 29 Dec 2014 04:59 WIB

Manajemen Air Asia Indonesia dan Gubernur Jatim Temui Keluarga Penumpang

  Keluarga penumpang pesawat Air Asia  penerbangan QZ 8501 menunggu kepastian nasib keluarganya di Crisis Center Center Air Asia  di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/12). (Antara/Suryanto)
Keluarga penumpang pesawat Air Asia penerbangan QZ 8501 menunggu kepastian nasib keluarganya di Crisis Center Center Air Asia di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/12). (Antara/Suryanto)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Manajemen Air Asia Indonesia bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Badan SAR Nasional, otoritas bandara dan PT Angkasa Pura I menemui keluarga penumpang pesawat QZ8501 di Bandara Juanda Surabaya untuk menyampaikan informasi pencarian pesawat.

Air Asia Indonesia juga menyatakan komitmen maskapai tersebut untuk memberikan segala bentuk dukungan dalam proses investigasi dan pencarian pesawat itu.

"Kami akan mendukung sepenuhnya proses investigasi yang tengah berlangsung. Selain itu, kami telah membentuk tim pendukung untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga maupun kerabat penumpang termasuk akomodasi dan transportasi," kata Presiden Direktur Air Asia Indonesia, Sunu Widyatmoko.

Sunu mengatakan pusat informasi terpadu juga telah disiapkan di Surabaya untuk membantu keluarga penumpang yang ingin mendapatkan informasi terkini.

Bagi para keluarga penumpang yang berada di Singapura, Air Asia telah menyiapkan sebuah ruangan khusus yang belokasi di Terminal 2 lantai 3 Bandara Changi Singapura untuk memberikan informasi terbaru secara berkala.

Sunu mengatakan pihaknya sungguh terpukul atas kejadian tersebut. Dia menyatakan tengah berkoordinasi dengan seluruh otoritas terkait guna menentukan penyebab kejadian ini.

"Saat ini prioritas utama kami adalah memberikan informasi terkini kepada keluarga atau kerabat penumpang dan karyawan Air Asia yang berada di pesawat tersebut," tuturnya.

Air Asia Indonesia menyatakan Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC tersebut dalam kondisi layak terbang dan telah melakukan perawatan terjadwal terakhir pada 16 Nopember 2014.

Pilot Capt Iriyanto yang memimpin penerbangan pesawat QZ8501 telah memiliki pengalaman 20.537 jam terbang dan 6.053 jam diantaranya terbang bersama maskapai tersebut.

Sedangkan "first officer" atau copilot Remi Emmanuel Plesel yang mendampingi Capt Iriyanto telah memiliki pengalaman 2.247 jam terbang.

Pesawat tersebut hilang kontak dengan pusat pengendalian udara pada pukul 07.24 WIB. Pesawat tujuan Singapura itu lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya pukul 05.35.

Pesawat tersebut mengangkut 155 penumpang, dua pilot, empat awak kabin dan satu orang teknisi. Dari keseluruhan penumpang 137 diantaranya adalah orang dewasa, 17 anak-anak dan satu bayi.

Sebanyak 155 penumpang dan awak pesawat berasal dari Indonesia, sedangkan tiga orang berasal dari Korea Selatan dan masing-masing satu orang berasal dari Singapura, Malaysia, Perancis dan Inggris. 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement