REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -– Direktur Utama Airnav Indonesia Bambang Tjahjono mengatakan, pada saat pesawat AirAsia meminta izin menaikkan ketinggian, ada enam pesawat yang sedang berada pada koordinat yang berdekatan.
“Pada detik yang sama yang lewat daerah itu ada enam pesawat, artinya memang padat lalu lintas di sekitar itu,” kata Bambang di Kantor Otoritas Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (29/12).
Namun, lanjut Bambang, keenam pesawat itu memiliki ketinggian yang berbeda. Karenanya, Air Asia QZ8501 hanya diziinkan untuk berelok ke arah kiri untuk menghindari awan Cumulonimbus.
“Ada enam pesawat, ada Garuda Indonesia, Lion Air, Uni Emirat Arab, dan lainnya, namun ketinggian beda-beda,” ungkapnya menjelaskan.
Saat itu Pesawat AirAsia QZ8501 berada pada ketinggian 32000 kaki dan meminta izin untuk menaikkan level ketinggiannya ke 38000 kaki. Namun, Bambang mengatakan pada saat itu, ada pesawat Garuda Indonesia yang berada pada ketinggian tersebut.
Pesawat AirAsia QZ8501 hilang setelah menghindari awan Cumulonimbus. Pada saat kontak terakhir, pesawat menyatakan menghindari awan ke arah kiri dari jalur penerbangan, dan mereka meminta naik ke ketinggian 38000 kaki.
Pada pukul 06:16 pesawat masih terlihat di layar radar. Pukul 06:17 pesawat hanya tampak signal ADS-B, pada saat ini pesawat sudah mulai hilang kontak dengan Air Traffic Control (ATC).
ATC kemudian melakukan pernyataan tahap awal (Increfta) kalau pesawat hilang kontak. Hingga akhirnya pada pukul 7:55 WIB ATC menyatakan pesawat resmi hilang kontak.