REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pasar Klewer Solo yang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar kedua di Indonesia setelah Pasar Tanah Abang Jakarta, yang terbakar Sabtu malam (27/12) pada Senin (29/12) pukul 06.30 WIB api baru bisa dipadamkan secara menyeluruh.
"Lamanya waktu untuk memadamkan api yang melalap Pasar Klewer itu karena banyaknya dagangan kain yang menumpuk di kios/toko," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkot Surakarta Eko Nugroho di sela-sela pemadaman kebakaran Pasar Klewer tersebut, Senin (29/12).
Ia mengatakan untuk memadamkan kobaran api yang melalap Pasar Klewer itu mengerahkan sebanyak 13 unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkot Surakarta dan ini juga masih kurang dan meminta bantuan dari daerah-daerah tetangga.
Dikatakan untuk memadamkan kebakaran api yang melalap Pasar Klewer ini juga meminta bantuan beberapa unit mobil pemadam kebakaran dari daerah lain yakni Kabupaten Semarang, Wonogiri, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen dn Bandara Adisumarmo Solo.
Eko Nugroho mengatakan meskipun api sudah bisa dipadamkan secara menyeluruh, tetapi juga belum bisa dilakukan olah kejadian perkara oleh kepolisian, karena masih dalam proses pendinginan.
"Ya api itu memang secara menyeluruh tadi sekitar pukul 06.30 WIB sudah sudah bisa padam, tetapi untuk melakukan olah kejadian perkara oleh pihak kepolisian tidak bisa dilakukan sekarang, karena sisa-sisa kebakaran itu masih panas dan menunggu dingin baru bisa dilakukan, untuk mencari sebab-sebab terjadinya kebakaran tersebut," katanya.
Kebakaran di Pasar Klewer itu melanda sebanyak 1.542 kios/toko, 750 pedagang oprokan dan 500 pedagang pelataran.