Senin 29 Dec 2014 17:09 WIB

Teroris Poso Dinilai Low Intensity, TNI Bantah Gelar Operasi Tumpas ISIS

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Indah Wulandari
Terdakwa kasus teroris Poso, Amir (kiri), dan Fatih (kanan) saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Terdakwa kasus teroris Poso, Amir (kiri), dan Fatih (kanan) saat menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mabes TNI membantah bakal menggelar operasi besar-besaran terkait penumpasan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang saat ini diduga telah berada di Poso, Sulawesi Tengah. Lantaran tingkat ancaman teroris disana masih dianggap rendah intensitasnya.

''Untuk kondisi di Poso, kami melihatnya masih dalam tahap low intensity. Namun, jika diminta, TNI akan selalu siap sedia dan stand by,'' kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Majyen TNI Fuad Basya, Senin (29/12).

Sehingga, status tersebut membuat semua kendali operasi penindakan teroris di Poso, Sulawesi Tengah, masih berada di pihak kepolisian.

Fuad menambahkan, status di Poso saat ini juga masih jauh dari status darurat militer. Bahkan, status Poso pun belum diputuskan menjadi darurat sipil.

''Tidak ada perubahan status itu, darurat sipil saja belum kok,'' katanya.

Sebuah operasi besar, ujarnya,  terutama operasi gabungan dengan Polri, tentu harus diikuti dengan seperti apa perintah operasi, bagaimana jalannya operasi tersebut, dan siapa yang memegang kendali atas operasi itu.

Namun, Fuad menjelaskan, bukan berarti TNI tidak melakukan operasi sama sekali di Poso. Hampir setiap hari selalu ada operasi yang dilakukan personel TNI disana, tapi sifatnya bukan operasi militer.

Operasi-operasi tersebut, yaitu operasi teritorial dan operasi intelijen, merupakan upaya TNI untuk melakukan tindakan preventif atas potensi timbulnya gerakan-gerakan radikal di Poso.

''Ada operasi teritorial dan operasi intelijen. Itu gunanya sebagai tindakan preventif (atas penyebaran teroris),'' ujar Fuad.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement