REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan, bulan Desember ini merupakan puncak musim hujan di lokasi Air Asia QZ8501 hilang kontak. Yakni di Selat Karimata, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan Bangka Belitung.
Kondisi cuaca pada saat pesawat Air Asia hilang, menurut Andi, saat itu BMKG mendeteksi pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) di perairan Kalimantan, Sumatera dan Belitung. Kumpulan awan yang berbahaya bagi pesawat ini sudah diinformasikan kepada seluruh maskapai penerbangan dalam bentuk flight document setiap harinya.
Dengan flight document yang diberikan maka setiap maskapai bisa membuat flight plan untuk merencanakan lalu lintas yang aman bagi penerbangan mereka. Awan cumulonimbus sangat berbahaya dilewati pesawat.
Mengenai pertumbuhan awan cumulonimbus yang sedang aktif saat ini, Andi menerangkan, di sebelah utara Ternate, Filipina dan Sumbawa menjadi rute penerbangan yang patut dihindari. Pasalnya, kumpulan awan cumulonimbus yang aktif saat ini berisi petir dan angin turun yang menyebabkan turbulensi hingga mesin dapat membeku.