Rabu 31 Dec 2014 13:16 WIB

Inilah Dampak Insiden Air Asia Terhadap Wisatawan Cina ke Indonesia

Rep: c84/ Red: Erdy Nasrul
An Air Asia Airbus A320-200 aircraft (Illustration)
Foto: Reuters/Tim Chong
An Air Asia Airbus A320-200 aircraft (Illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 pada Ahad (28/12) bisa menjadi ancaman bagi pariwisata negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia. Agen perjalanan dari Cina ke Indonesia mengatakan pada Selasa (30/12) bahwa banyak wisatawan Cina yang menunda perjalanannya ke Indonesia menyusul hilangnya pesawat QZ8501 tersebut.

Salah satu agen di Kota Wenzhou, Cina mengatakan banyak wisatawan yang membatalkan Air Asia tujuan Bali untuk tahun baru imlek pada Februari mendatang. Meski demikian, salah satu agen bermarga Zhang di Kota Guangzhou mengatakan bahwa tragedi ini hanya berpengaruh terhadap penerbangan maskapai Air Asia, sedangkan untuk penerbangan dengan maskapai lain tidak memiliki pengaruh yang besar.

Windy Ng, seorang manajer pemasaran di Hong Kong percaya bahwa kasus yang menimpa Air Asia hanyalah sebuah kecelakaan dan musibah. Dia tetap yakin dengan sejumlah maskapai lainnya terkait insiden hilangnya pesawat tersebut. "Tapi setelah serangkaian insiden yang menimpa maskapai Malaysia, saya mungkin berpikir dua kali sebelum melakukan pemesanan saya untuk perjalanan berikutnya jika saya memiliki pilihan lain," ujarnya, dilansir Market Watch, Rabu (31/12).

Wisatawan Cina sendiri menjadi aset penting bagi sejumlah negara-negara Asia Tenggara. Yang Jinsong, Peneliti di Akademi Pariwisata Cina memperkirakan wisatawan Cina ke sejumlah negara lain akan melampaui angka 100 juta orang pada 2014 dari tahun sebelumnya 98 juta wisatawan. Ia meyakini pada 2020 nanti, wisatawan Cina yang keluar negeri akan mencapai angka 200 juta.