Rabu 31 Dec 2014 15:36 WIB

Teknisi Air Asia QZ 8501, Ayah Tiga Anak yang Religius

Rep: Andi Nurroni/ Red: Erdy Nasrul
  Pesawat maskapai Air Asia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pesawat maskapai Air Asia

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO--Nunung Nursiah (47) dan ketiga saudara perempuannya terlihat masih kalut karena insiden hilangnya Air Asia QZ 8501 yang membawa serta adik mereka, Saiful Rakhmad (38). Bisa dimaklumi, setiba mereka di Crisis Center Bandara Juanda, Sidoarjo, Rabu (31/12) siang, suasana mereka rasakan sangat emosional.  

Mata mereka tampak merah dan sembab, bahkan salah satu di antaranya terus bercucuran air mata. Setelah menunggu tiga hari terakhir, keempatnya yang hidup terpisah-pisah, baru bisa berkunjung ke Bandara Juanda, pusat berkumpulnya keluarga yang sedang berduka. Nunung bercerita, ia masih berharap akan datang keajaiban yang bisa mengembalikan adiknya dalam keadaan selamat. "Kami berserah pada Allah, tapi masih berharap, mudah-mudahan ada mukjizat," ujar perempuan berkerudung itu kepada wartawan, Rabu (31/12) siang.

Diceritakan Nunung, Saiful Rakhmad, adiknya, adalah bungsu dari enam bersaudara. Tak hanya bungsu, ia istimewa karena merupakan anak laki-laki satu-satunya, sementara para kakaknya adalah perempuan. Saiful adalah satu dari tujuh kru Air Asia QZ 8501 yang ikut dalam penerbangan Surabaya-Singapura, Ahad (28/12). Saiful merupakan petugas teknisi yang bekerja lebih dari lima tahun di Air Asia.

Menurut Nunung, Saiful sebenarnya sangat jarang diikutkan terbang. Entah kenapa kali ini Saiful diikutakan serta, Nunung belum mendengar penjelasan dari pihak Air Asia. Di mata para kakaknya, meskipun bungsu, Saiful ibarat ayah yang mengayomi. "Enggak tahu kenapa, mungkin karena dia anak laki-laki satu-satunya. Dia sangat perhatian sama kakak-kakanya," ujar Nunung dengan nada haru.