REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Jemaah tersedu-sedu saat Syafril Mode dan kawan-kawan bershalawat dalam dzikir Nasional Republika di Masjid At-Tin, Jakarta Timur, Rabu (31/12). Putri Fatimah saat itu sudah tidak kuat lagi menahan tumpukan air mata di pelupuk matanya. Ia pun mengisak-ngisak tapi santri Daarul Quran itu bershalawat.
"Saya ingat ibu," ujar Fatimah kepada ROL. Setiap kali santri itu bershalawat satu dosa melintas di mata Fatimah.
Sebab itu air mata Fatimah menetes terus. ia terbayang wajah almarhum ibu yang setahun lalu meninggal dunia. Menurutnya dengan mengikuti dzikir ini setiap dosanya di ampuni Allah.
Ia mengatakan dzikir adalah cara yang ampuh untuk introspeksi diri. ia sangat berharap dzikir ini dilakukan setiap bulan agar lebih banyak penduduk Indonesia bertaubat. Fatimah memiliki seorang anak laki-laki. umurnya masih lima tahun."Sayangnya tidak bisa membawa si sulung ke dzikir nasional," ujar perempuan berumur 31 tahun ini