Kamis 01 Jan 2015 12:19 WIB

Risma Tunggu Kepastian Identitas Jenazah Air Asia

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berusaha menenangkan ayah korban pesawat Air Asia.
Foto: Mirror
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berusaha menenangkan ayah korban pesawat Air Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masih menunggu kepastian identitas jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 yang kini sedang diidentifikasi oleh Tim Kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jatim, Surabaya, untuk proses pemakaman.

"Kita masih menunggu kepastian identitas jenazah sebelum dimakamkam, sebab untuk pemakaman saya juga harus berkoordinasi dengan pihak keluarga korban dan tidak bisa memastikan sendiri," katanya saat berada di RSB Polda Jatim, Surabaya, Kamis (1/1).

Ia mengatakan dari beberapa koordinasi yang sebelumnya dilakukan, ada keluarga korban yang meminta disemayamkan di Adijasa, Jalan Demak serta di Pemkaman wilayah Keputih.

"Ada keluarga yang minta disemayamkan di Adijasa, ada pula yang minta langsung dibawah ke Keputih. Saya tidak bisa memutuskan sendiri, harus kita lihat dulu," katanya.

Risma mendatangi sejumlah keluarga korban yang berada di Ruang Mahameru Polda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya untuk berkomunikasi dan melakukan rapat internal dengan jajaran Polda Jatim serta Tim Kesehatan.

Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, sejumlah awak media tidak diperkenankan masuk dalam Ruang Mahameru dan hanya mendengarkan melalui luar ruangan.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya dilaporkan siap membantu proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, khususnya bagi warga Kota Surabaya yang diperkirakan berjumlah 81 dari 155 penumpang pesawat nahas itu.

Bantuan itu dilakukan dengan melihat database perekaman e-KTP warga Surabaya agar proses identifikasi bisa dilakukan secara cepat.

Sementara berdasarkan pendataan, sebanyak 81 penumpang pesawat Air Asia QZ8501 yang beralamat di Surabaya itu tercatat 45 penumpang diketahui telah melakukan perekaman e-KTP, sehingga data sidik jari dan iris mata sudah jelas.

Untuk 13 orang belum melakukan perekaman e-KTP, serta 19 penumpang adalah anak-anak. Oleh karenanya, pemkot akan terus berkoordinasi dengan pihak imigrasi dan sekolah-sekolah untuk mendapatkan datanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement