REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah serial komedi akan menjadi salah satu program yang ditayangkan di wilayah Palestina pada 2015, sebagai bagian dari proyek multimedia untuk meningkatkan kesadaran, dan berusaha untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.
The Ma'an Network , sebuah organisasi nirlaba media independen yang menyiarkan serial ini di seluruh Tepi Barat dan Gaza akan menggunakan dana hibah sebesar 730 ribu Euro dari Pemerintah Inggris.Program ini akan didukung oleh serangkaian lokakarya di wilayah terpencil untuk membahas pencegahan kekerasan.
Lokakarya akan ditujukan untuk perempuan, laki-laki dan anak-anak, serta para pemimpin agama. Ma'an telah membentuk unit yang dikelola oleh tiga orang yakni seorang wartawan, pengacara dan ahli pendidikan untuk mengawasi konten. "Kekerasan terhadap perempuan di negara saya masih luas," kata Raed Othman, pendiri dan direktur umum jaringan, dilansir dari the Guardian, Kamis (1/1).
Ia menambahkan masih banyaknya kasus kekerasan yang signifikan terhadap perempuan baik itu kekerasan ekonomi, sosial, maupun lisan. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Otoritas Palestina pada tahun 2011, budaya dan tradisi yang sering pembenaran utama untuk kekerasan terhadap perempuan di Palestina. Pendudukan Israel terus juga memiliki efek yang tidak proporsional terhadap perempuan.
"Pendudukan Israel meningkatkan beban perempuan Palestina dengan menghancurkan infrastruktur dan membahayakan keamanan mereka," bunyi laporan tersebut.
Sebuah studi pada 2009 yang dilakukan oleh PBB mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan meningkat setelah serangan militer di Gaza pada Desember 2008.Survei yang dilakukan oleh Indeks Keamanan Koalisi Perempuan menyatakan bahwa para perempuan yang tinggal di Palestina takut akan perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi, ketidakpastian ekonomi dan intimidasi oleh polisi dan tentara Israel.