REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seorang penduduRan seorang temannya yang berkewarganegaraan Prancis terdampar di sebuah pulau terpencil Indonesia. Mereka terdampar setelah perahu layar yang mereka tumpangi rusak karena melewati cuaca buruk di laut.
Perahu layar dua orang ini diyakini telah terhempas gelombang besar di lepas pantai provinsi Kalimantan Barat. Sade Bimantara, Sekretaris Pertama di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, mengatakan, duo pelayar itu diselamatkan, Jumat (2/1) waktu Indonesia.
Menurut Sade, Badan SAR Nasional Indonesia, Basarnas, mengetahui insiden yang menimpa keduanya pada Kamis (1/1) pagi, setelah adanya sinyal darurat. "[Panggilan darurat itu) mengisyaratkan adanya perahu layar yang telah terpukul oleh gelombang laut dan terbelah menjadi dua," jelasnya.
"Dan bahwa dua awaknya menyelamatkan diri dengan perahu keselamatan," tambahnya.
Sade mengutarakan, pasangan itu mengayuh perahu penolong mereka ke pulau terdekat, tempat di mana mereka akhirnya tinggal semalam dengan sekelompok penduduk desa.
Enam personel Basarnas, kini, dalam perjalanan menuju ke pulau terpencil itu, di tengah cuaca buruk laut Indonesia. "Apa yang kami dengar, cuaca cukup buruk, dengan gelombang mencapai tinggi 3-4 meter. Tapi kapal penyelamat tetap bergerak menuju pulau itu untuk menyelamatkan keduanya," jelas Sade.
Media lokal Indonesia, awalnya, melaporkan dua orang itu sebagai warga negara Australia, tetapi kini sudah terkonfirmasi bahwa mereka adalah satu penduduk laki-laki Australia dengan paspor Inggris, dan seorang perempuan berkebangsaan Perancis.
Juru bicara Otoritas Keselamatan Maritim Australia mengatakan, mereka telah mengontak penduduk Australia yang terdampar itu. Duo ini telah berhasil menyelamatkan barang-barang mereka dari perahu layar yang rusak dan membawanya ke pulau itu, kata sang juru bicara.
Diplomat Sade mengatakan, insiden ini bukanlah kejadian lazim bagi Basarnas, tetapi kondisi laut saat ini sangat rentan terhadap cuaca buruk. "Selama musim hujan, ada banyak badai di laut lepas Indonesia. Baik kedua orang ini dan orang-orang lainnya yang tengah berlayar diminta untuk lebih berhati-hati ketika melintasi perairan tersebut," utaranya.
Pelaut di wilayah ini harus memantau prakiraan cuaca dan mengkoordinasikan rute mereka dengan masukan dari sejumlah lembaga Indonesia, tambahnya.