REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan kemungkinan Maskapai AirAsia QZ8501 rute penerbangan Surabaya – Singapura sudah mendapatkan laporan cuaca dari sumber lain selain BMKG sebelum melakukan penerbangan.
"Mungkin Air Asia sudah mendapatkan laporan cuaca dari sumber lain, sebab laporan cuaca kan bukan hanya dari BMKG sekarang bisa berlangganan juga dari pelayanan cuaca dari luar negeri," kata Alvin kepada Republika, Jumat (2/1).
Saat ini, lanjut Alvin, sudah banyak lembaga internasional yang memberikan pelayanan pencitraan satelit. "Kalau di Indonesia memang dari BMKG, tapi di luar itu bisa juga berlangganan dari luar negeri," ucapnya.
Karena, sambung Alvin, sebelum melakukan penerbangan harus mengetahui terlebih dahulu laporan kondisi cuaca berdasarkan laporan yang mutakhir. "Saya yakin hal itu sudah dilakukan sebelum terbang bahkan dalam membuat flight plan itu selalu memikirkan kondisi cuaca, berdasarkan laporan yang mutakhir," jelasnya.
Sebelumnya Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Juanda, Bambang Setiajid mengatakan, Air Asia tak mengambil laporan prakiraan cuaca dari Stasiun BMKG Juanda sebelum melakukan penerbangan. Bahkan Air Asia bukan satu-satunya maskapai penerbangan yang tak mengambil laporan prakiraan cuaca dari Stasiun BMKG Juanda.