REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Kedutaan Indonesia di Canberra, dan konsulat jendral di seluruh Australia (Melbourne, Sydney, Perth dan Darwin) akan membuka diri hari Senin dan Selasa (5-6/1) bagi siapa saja yang ingin memberikan pernyataan bela sungkawa bagi para korban AirAsia QZ8501.
Buku duka cita ini adalah inisiatif dari Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema. Kebijakan ini dimaksudkan kepada warga Australia maupun warga Indonesia yang tinggal di Australia untuk memberikan pesan kepada keluarga yang ditinggalkan oleh korban penumpang pesawat Air Asia yang jatuh pada Ahad (28/12) lalu. "Kita sudah mendapat edaran dari KBRI hari ini dan kita sedang mempersiapkan buku-buku duka cita, dan juga akan memberitahukan kepada seluruh korps diplomatik di Victoria maupun pemerintah negara bagian Victoria mengenai hal ini," kata Ita Puspitasari, Konsul Penerangan, Sosial dan Budaya, KJRI Melbourne kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya, baru-baru ini.
Sementara itu menurut Konsul KJRI di Darwin (Northern Territory), Andre Siregar yang diwawancara oleh program News 24 ABC, setelah buku duka cita ini diisi, semuanya akan dikirim ke Surabaya, daerah asal penerbangan. Tidak disebutkan secara rinci mengapa Kedutaan dan Konsul Indonesia di Australia berinisiatif membuka buku duka cita.
Dalam kecelakaan pesawat Air Asia ini tidak ada warga Australia yang menjadi korban langsung. Namun ada sedikitnya tiga orang yang memiliki hubungan dengan Australia.
Salah seorang di antaranya adalah Kevin Alexander Soetjipto, mahasiswa tahun kedua Universitas Monash, yang meninggal bersama dengan seluruh anggota keluarganya yang lain, ayah, Rudy, ibu Lindawati, dan adiknya Cindy Clarissa.