REPUBLIKA.CO.ID, CHIBOK -- Para orang tua dari siswi-siswi yang diculik oleh militan Islam, Boko Haram, di Nigeria tak lagi tinggal diam.
Mereka langsung menyambangi perwakilan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk meminta pertolongan.
Para orang tua dari 200 siswi ini mengambil tindakan untuk berbicara langsung dengan perwakilan PBB karena mereka sudah kehilangan harapan. Mereka tak lagi yakin bahwa pemerintahan Nigeria akan menyelamatkan anak-anak mereka.
Dalam pertemuan dengan perwakilan PBB di Nigeria, para orang tua ini diwakili oleh sekelompok grup. Grup ini kemudian melakukan pembicaraan dan negosiasi dengan PBB bagian perlindungan wanita, pimpinan PBB perwakilan Nigeria, serta beberapa otoritas PBB untuk Afrika Barat. Selain itu, grup yang mewakili para orang tua siswi yang diculik ini juga memohon pertolongan pada UNICEF.
"Jika pemerintah tidak bisa mengambil tindakan, kami meminta agar PBB datang ke sini dan menolong kami. Jika mereka menolak, kami tak tahu lagi harus berbuat apa," ujar ketua dari perkumpulan para orang tua murid, Reverend Enoch Mark yang dua putrinya menjadi korban penculikan Boko Haram ini pada Reuters, Ahad (4/1).
Masih belum jelas apa yang bisa dilakukan oleh PBB tanpa persetujuan dai pemerintahan Nigeria. Juru bicara pemerintahan Nigeria sendiri menyatakan bahwa usaha pembenasan para siswi yang diculik masih terus berlanjut. Hanya saja rincian misi tersebut terlalu sensitif untuk dibuka pada publik.
Hingga saat ini sudah delapan bulan berlalu sejak Boko Haram melakukan penculikan pada 200 siswi di wilayah Borno. Boko Haram, yang berarti pendidikan ala Barat haram, sudah melakukan aksi penculikan selama lebih dari setahun. Penculikan siswi di Chibok merupakan yang terparah dan mengundang kecaman dari dunia.