Ahad 04 Jan 2015 20:45 WIB

Perawat Skotlandia Ini Terancam Jadi Korban Ebola Selanjutnya

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Erdy Nasrul
Pusat pengobatan pasien Ebola yang didanai pemerintah Australia akan resmi digunakan kemarin malam.
Foto: AFP
Pusat pengobatan pasien Ebola yang didanai pemerintah Australia akan resmi digunakan kemarin malam.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang perawat asal Skotlandia yang terinfeksi Ebola saat bertugas di Sierra Leone berada dalam kondisi kritis, Ahad (4/12). Saat ini ia dirawat di ruang isolasi rumah sakit khusus, Royal Free Hospital di London.

Menurut pernyataan dari rumah sakit, kondisi perawat bernama Pauline Cafferkey tersebut terus memburuk setiap harinya. ''Kondisinya terus menurun dalam dua hari terakhir dan saat ini dalam kondisi kritis,'' kata pernyataan, dikutip AFP.

Cafferkey bekerja untuk lembaga amal Save the Children di Sierra Leone. Ia telah setuju menerima perawatan donor plasma darah dan meminum sejumlah obat eksperimental. Meski demikian, ia tidak diberi obat ZMapp karena jumlahnya terbatas.

Konsultan penyakit menular Royal Free Hospital, Michael Jacobs mengatakan Ebola bisa menghasilkan berbagai dampak. ''Dalam beberapa hari kondisi bisa kritis dan bahkan lebih buruk,'' kata Jacobs.

Bahkan, ahli mikrobiologi profesor Hugh Pennington mengatakan Cafferkey membutuhkan keberuntungan untuk bisa bertahan. Perdana Menteri Inggris, David Cameron menyampaikan simpatinya melalui akun Twitter.

''Perhatian dan doa saya bersama perawat Pauline Cafferkey yang sekarang kritis karena Ebola,'' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement