REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Anas Yusuf menanggapi atas pernyataan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia di Jakarta yang mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya yang tinggal atau sedang berada di Surabaya, Jawa Timur.
Anas mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi ancaman apa pun. Hanya saja, ia mengaku belum mendapatkan surat peringatan tersebut dari Kedubes Amerika.
"Saya belum mendapatkan suratnya, jadi saya tidak tahu alasannya ada peringatan tersebut," kata Anas usia konferensi pers di Markas Polda Jatim padaAhad (4/1).
Dalam sebuah pernyataan di laman resmi Kedubes AS menulis menyadari adanya potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank di Surabaya, Indonesia, yang dianggap punya hubungan dengan AS.
Anas mengatakan hal tersebut wajar dilakukan pemerintah Amerika demi alasan keamanan warganya. Namun, Anas menambahkan, belum ada potensi yang membahayakan di Kota Surabaya.
Tak ada penjelasan lebih lanjut tentang ancaman yang ada sehubungan dengan peringatan tersebut. Kedubes AS hanya menganjurkan untuk berhati-hati saat warganya mengunjungi tempat-tempat tersebut.
"Kedutaan AS merekomendasikan peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian saat mengunjungi fasilitas-fasilitas tersebut," tulis Kedubes Amerika.
Kehawatiran muncul ketika sejumlah warga Indonesia dikabarkan bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Polri bahkan memastikan bahwa ada 110 WNI yang pergi ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok tersebut.