REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh mengatakan, adanya pembentukan pemerintah persatuan tidak membuat wilayah Gaza mendapat banyak bantuan anggaran. Haniyeh menolak anggapan bahwa 55 persen anggaran pemerintah bersatu Palestina dihabiskan hanya untuk Gaza. Menurutnya dugaan tersebut sama sekali tidak benar.
Dalam sambutannya saat mengikuti pemakaman dua pemuda Palestina yang tewas dalam kebakaran rumah, ia menyatakan kecelakaan ini terjadi lantaran masih banyak warganya yang menggunakan lilin untuk penerangan mengingat kerapnya terjadi pemadaman listrik di wilayah Gaza. Ia juga mengecam blokade Israel yang dinilainya sangat membatasi impor dan ekspor ke Jalur Gaza, termasuk bahan bakar.
"Di mana tanggung jawab kebangsaan, moral, dan agama diambil oleh saudara-saudara kita di Ramallah, sementara mereka melihat anak-anak kita dibakar karena tragedi ini, pengepungan, dan krisis?" ujar Ramallah, seperti dilansir Maan News, Senin (5/1).
Haniyeh juga bertanya mengapa bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan pembangkit listrik satu-satunya Gaza belum diizinkan masuk ke Gaza. Ia menduga musuh yang dihadapi warganya bukan hanya berasal dari Israel, namun juga dari kelompok Palestina lainnya yang dianggap berseberangan.