REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Analis politik Universitas Diponegoro Semarang Budi Setiyono menyebut tidak menutup kemungkinan Koalisi Merah Putih (KMP) tinggal menyisakan dua partai politik, yakni Gerindra dan PKS.
"Dibandingkan parpol-parpol lainnya anggota KMP, dua parpol ini (PKS dan Gerindra) sangat solid. Di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Golkar kan sudah terjadi perpecahan," katanya Senin (5/1).
Menurutnya, sebentar lagi Partai Amanat Nasional (PAN) bakal menggelar kongres yang menjadi tahap ujian krusial bagi parpol berlambang matahari itu.
Kalau sampai tidak solid, kata dia, dikhawatirkan PAN ikut pecah, antara yang menginginkan PAN tetap di KMP dan yang ingin berpindah haluan ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) atau merapat ke pemerintah.
"Namun, masih ada dua parpol yang terbilang sangat solid, yakni Gerindra dan PKS yang sangat bisa diandalkan memperkuat KMP," kata pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip itu.
Ia menilai sifat militansi kedua parpol lebih monolitik dibanding parpol lain, seperti Gerindra, berada di bawah langsung Prabowo Subianto yang kembali jadi ketua umum menggantikan mendiang Suhardi.
"Sejauh ini, belum ada figur kuat, figur tandingan yang menggantikan sosok `Prabowo yang juga pendiri parpol itu. Makanya, bisa dipastikan Gerindra tetap akan berada di barisan KMP," ungkapnya.
Untuk PKS, Budi menilai susah mengharapkan parpol berlambang bulan sabit kembar itu merapat ke KIH, sebab secara ideologis ada "gap" atau jarak cukup jauh dengan KIH yang dikomandoi PDI Perjuangan.
"Ibaratnya, KIH berada di pendulum kekuatan paling kiri, sementara PKS berada di pendulum paling kanan. Jaraknya jauh, sangat sulit untuk melakukan rekonsiliasi, harmoni, dan kompromi," tukasnya.
Sementara untuk parpol lain anggota KMP, Budi menilai Golkar tidak memiliki figur yang mendominasi kekuatan, termasuk Aburizal Bakrie yang tidak terlalu kuat menghegemoni kekuatan di Golkar.
"Di PAN, Hatta Rajasa tidak sekuat Amien Rais, PPP juga sama. Akibatnya, kemungkinan besar mudah dipecah-belah. Makanya, bisa jadi Gerindra dan PKS menjadi benteng terakhir kekuatan KMP," katanya.