REPUBLIKA.CO.ID,PARIAMAN, SUMBAR -- Perpanjangan run way (landasan pacu) Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Ketaping, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat (Sumbar) bakal tertunda pembangunannya di tahun 2015.
"Pembangunan untuk perpanjangan runway BIM Tahun 2015 tertunda. Pasalnya, totalitas pergerakan pesawat di BIM masih terbilang sedikit dan belum terbilang padat," kata Direktur Komersial dan Kebandarudaraan PT Angkasa Pura II (AP II), Rinaldo J Aziz di Pariaman, Selasa.
Ia menjelaskan, penambahan runway bisa dilakukan apabila aktivitas atau jumlah pergerakan pesawat di landasan cukup ramai. Setidaknya diatas 100 pergerakan tiap harinya.
"Bila sudah begitu kami akan lakukan percepatan bandara. Sementara di BIM baru 60 pergerakan pesawat per harinya,"ungkapnya.
Ia mengatakan, meski untuk runway belum ada penambahan di BIM, namun bukan berarti bandaran kebanggaan masyarakat Sumbar itu tidak dikembangkan.
"Malah saat ini, pihak AP II sedang serius-seriusnya melakukan pembenahan 13 bandara yang ada dibawah naungannya, termasuk untuk BIM," katanya.
Pembangunan yang dilakukan di BIM adalah penambahan bangunan atau terminal bandara. Hal itu untuk persiapan penampungan penumpang dan pesawat untuk dua sampai lima tahun ke depan.
Untuk pembangunan atau percepatan di 13 bandara yang dikelola itu, AP II butuhkan dana sebesar Rp 30 triliun.
"Mengingat pembangunan di semua bandara itu harus didanai sendiri, makanya kami ajukan pinjaman dana ke BII, kemudian disetujui dengan tahap awal sudah dikucurkan dana sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun 2013 lalu," jelas Rinaldo J Aziz.