Selasa 06 Jan 2015 20:56 WIB

Instruksi Musda Bisa Jadi Bumerang Bagi Kubu Agung Laksono

Rep: c 01/ Red: Indah Wulandari
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Agung Laksono (tengah) bersama Priyo Budi Santoso (kiri) dan Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) mengangkat tangan bersama usai penghitungan suara pemilihan ketua umum pada Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Ancol, Jak
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Golkar terpilih Agung Laksono (tengah) bersama Priyo Budi Santoso (kiri) dan Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) mengangkat tangan bersama usai penghitungan suara pemilihan ketua umum pada Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Ancol, Jak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Instruksi Musyawarah Daerah (Musda) yang dilayangkan oleh kubu Partai Golkar Agung Laksono kepada DPD I dan DPD II bisa menjadi boomerang jika tak disertai perhitungan politis yang tepat.

"Seharusnya melakukan kalkulasi dengan matang supaya tidak blunder," ujar pengamat politik Emrus Sihombing, Selasa (6/1).

Jika mayoritas DPD memberi respon positif, ujarnya, itu menunjukkan bahwa kubu Agung memiliki dukungan yang semakin kuat dari DPD. Akan tetapi, jika sedikit dari DPD yang memberi dukungan positif, maka dapat dikatakan dukungan politik bagi Agung rendah.

"Kalau respon DPD itu lemah, justru akan menjadi bumerang bagi kelompoknya Agung," lanjut Emrus.

Karena itu, Emrus menilai penting bagi kubu Agung untuk melakukan kalkulasi politik yang sangat matang jika ingin melayangkan surat instruksi Musda. Caranya bisa dengan melakukan pendekatan-pendekatan kepada DPD-DPD untuk melihat ke arah mana perpolitikan mereka.

Terkait tindakan kubu Agung yang memberikan instruksi Musda di saat konflik internal belum selesai, Emrus memiliki pandangan tersendiri. Menurut Emrus, dari sudut pandang politik, tindakan kubu Agung yang melayangkan surat instruksi pelaksanaan Musda sah-sah saja sebagai usaha menunjukkan legitimasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement