REPUBLIKA.CO.ID,SURIAH--Sekitar 670.000 anak di Suriah saat ini sulit untuk mendapatkan pendidikan. Pasalnya, kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) memerintahkan sekolah-sekolah untuk ditutup karena berencana mengganti kurikulum pendidikannya.
Medio November lalu, ISIS telah menutup beberapa sekolah di area kekuasaannya, di bagian timur Suriah. ISIS bermaksud untuk melakukan revisi terhadap kurikulum agama. ISIS menilai kurikulum tersebut perlu ditata ulang atau di susun ulang.
"Pada Desember lalu, ada sebuah surat keputusan dari ISIS yang memerintahkan penghentian pendidikan di area yang mereka kuasai," ujar Juru Bicara UNICEF Christophe Boulierac dilansir oleh Reuters, Selasa (6/1).
Karena penghentian ini, sejumlah anak-anak terkena imbasnya, terutama anak-anak yang duduk di sekolah dasar dan menengah di Raqqa. Selain itu, daerah pedesaan di Deir al-Zor serta provinsi Aleppo juga ikut terkena dampak dari penutupan sekolah ini.
Boulierac juga menyatakan banyak guru yang harus mengikuti pelatihan kembali.
"Selain kurangnya akses sekolahan, penyerangan terhadap sekolah-sekolah, guru dan murid juga menjadi pengingat mengerikan tentang apa yang harus dialami oleh anak-anak dalam krisis di tahun kelima ini," terang perwakilan UNICEF di Suriah, Hanaa Singer.